Suara.com - Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Mursyid akhirnya buka suara tekait tudingan memoles laporan keuangan. Tudingan ini diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo yang menyebut ada kejanggalan pada laporan keuangan emiten bersandi saham WSKT itu.
Menurut Mursyid, laporan keuangan perseroan akan diperiksa kembali. Sebab, dirinya baru menjabat sebagai bos Waskita Karya pada Mei lalu untuk menggatikan Destiawan Soewardjono yang tersandung kasus korupsi.
"Dicek ulang (laporan keuangan)," ujarnya di Kementerian BUMN Jakarta, yang dikutip Rabu (21/6/2023).
Mursyid menyebut, fokus manajemen kekinian adalah melakukan kinerja sesuai dengan pemegang saham utama Kementerian BUMN.
Baca Juga: Terungkap! Kejanggalan Laporan Keuangan Waskita Karya
"Kalau manajemen sekarang yang penting lihatnya bekerja ke depannya dengan baik, dan mengikuti sesuai arahan dari kementerian," jelas dia.
Sementara, SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita menambahkan, Kementerian BUMN juga meminta untuk memperbaiki tata kelola perusahaan agar lebih transparan.
"Iya kita diminta untuk bisa konsisten dalam menerapkan transformasi bisnis ke depannya, terutama penguatan GCG seperti itu," imbuh dia.
Kejanggalan Laporan Keuangan
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan kejanggalan yang ada dalam laporan keuangan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Pemolesan laporan keuangan itu diketahui telah berlangsung sejak lama.
Baca Juga: Wamen BUMN Jamin Operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung Tak Akan Mundur
Pria yang akrab disapa Tiko ini menuturkan, Waskita Karya meraih laba bersih yang tinggi pada tahun 2017-2018 sebesar Rp 4,6 triliun. Raihan itu sangat melonjak drastis dibanding pada tahun 2016 yang hanya Rp 1,8 triliun.
Namun, laba yang tinggi itu lambat laun mulai menurun, di mana laba bersih pada 2018 hanya Rp 1 Triliun. Kemudian, pada tahun 2020 kondisi keuangan emiten bersandi saham WSKT ini justru berbalik merugi.
"Nah kemudian dia menurun drastis 2020, bahkan sampai minus Rp 9,3 (triliun) karena ada impairment. Jadi ini memang signifikan sekali dari laba Rp 4,2 (triliun) dan Rp 4,6 (triliun)," ujar Tiko dalam power Lunch CNBC Indonesia yang dikutip, Selasa (20/6/2023).
Akan tetapi, beber Tiko, Waskita kembali meraih laba pada tahun 2021 yang sebesar Rp 1,8 triliun dan di tahun 2022 sebesar Rp 1,7 triliun.
"Artinya apa? Artinya 2018 pernah mencapai laba yang besar sekali, tapi dengan margin tipis, margin tipis ini. Nanti saya tunjukan dengan cash flownya. cash flow-nya negatif," kata dia.