Suara.com - Pada hari Sabtu 17 Juni 2023, kaisar Jepang Naruhito dan istrinya Permaisuri Owada Masako mengunjungi Indonesia, dan berencana akan singgah di Indonesia selama sepekan, hingga tanggal 23 Juni 2023 mendatang. Kunjungan Naruhito dan Masako ke Indonesia tersebut diketahui bertujuan untuk mempererat persahabatan antara Jepang dan Indonesia.
Selama di Indonesia, keduanya akan mengunjungi sejumlah tempat, mulai dari Depo MRT Lebak Bulus, Stasiun Pompa Waduk Pluit, hingga mengunjungi Candi Borobudur yang ada di Magelang, Jawa Tengah.
Meskipun sudah mendarat sejak hari Sabtu, Kaisar Naruhito baru dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada hari Senin (19/6/2023).
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menyampaikan bahwa Permaisuri Masako akan turut mendampingi Kaisar Jepang Naruhito dalam kunjungan ke Istana Kepresidenan Bogor untuk bertemu Bapak Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana.
Baca Juga: CEK FAKTA: Breaking News! Sri Mulyani Sita Kekayaan Anies Baswedan Rp 7,1 Triliun
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menuturkan, bahwa Indonesia telah lama mengundang Kaisar Jepang untuk berkunjung ke Indonesia, salah satunya adalah saat kunjungan Presiden Jokowi ke Tokyo pada Juli 2022.
Dikutip dari AP, pada 15 Juni 2023, jelang kunjungan ke Indonesia, Kaisar Jepang Naruhito menuturkan mengenai kerja sama dengan negara-negara berkembang adalah kunci untuk hadapi perubahan iklim dan tantangan global lainnya.
Profil dan Kekayaan Kaisar Naruhito
Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito dikenal sebagai kaisar modern pertama di Jepang, karena Naruhito memiliki gaya hidup yang lebih modern meskipun tumbuh di lingkungan tradisional Jepang. Kaisar Naruhito adalah tenno atau penguasa surgawi Jepang yang ke-126, yang merupakan keturunan dari Kaisar Jimmu atau kaisar pertama dalam sejarah Jepang yang hidup pada 660 SM.
Naruhito adalah putra pertama Kaisar Ke-125 Jepang, Akihito Naruhito dan Permaisuri Michiko, di mana Akihito sendiri telah turun tahta pada 2019 dan mewariskan tahtanya ke putra mahkota Naruhito. Naruhito lahir pada tanggal 23 Februari 1960 di Tokyo, Jepang dan tumbuh di lingkungan kerajaan hingga menempuh pendidikan tinggi.
Baca Juga: Dikunjungi Kaisar dan Permasuri Jepang, Jokowi: Memperkokoh Pondasi Persahabatan RI-Jepang
Naruhito menempuh pendidikan sejarah di universitas bergengsi Jepang, Universitas Gakushuin, dan setelah lulus dari universitas tersebut, kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Oxford di Inggris untuk mempelajari sejarah ekonomi.
Setelah selesai dengan studinya, Naruhito kemudian ke Jepang dan tinggal satu atap dengan kedua orang tuanya di Istana Kekaisaran Tokyo. Meski tinggal di lingkungan tradisional Jepang, namun ia terbuka dengan budaya modern.
Bahkan, Naruhito juga diketahui senang melakukan jogging, fasih berbahasa Inggris, dan senang bermain biola. Naruhito menikah dengan wanita karier, yaitu Masako yang dulunya merupakan pegawai Kementerian Luar Negeri Jepang yang juga belajar di perguruan tinggi bergengsi Harvard dan Oxford.
Naruhito baru diangkat sebagai kaisar pada tahun 2019 lalu, tidak lama setelah sang ayah turun tahta. Sebelum diangkat menjadi kaisar, Naruhito sering mendampingi dan mewakili sang ayah untuk kegiatan kerajaan. Tentunya Naruhito juga banyak belajar soal pemerintahan Jepang dari ayahnya.
Kendati demikian, Naruhito sering mengambil keputusan yang berbeda dengan sang ayah, Akihito. Kaisar Akihito tidak pernah mengakui soal aktivitas perang yang dilakukan oleh tentara Jepang kepada negara lain selama Perang Dunia II, dan ia juga tidak pernah meminta maaf secara resmi atas perlakuan tentara Jepang kepada negara-negara terjajah seperti Korea, China, dan beberapa wilayah Asia Tenggara.
Di sisi lain, Naruhito justru mengkritik bagaimana sikap Jepang yang seolah menutupi masa lalu perang di negara itu. Selain itu, ia bahkan berani memberikan pendapat tentang Perang Dunia II secara terbuka.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama