Suara.com - Dirut PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Hery Gunardi mengungkapkan, peluncuran Efek Beragun Aset Syariah Berbentuk Partisipasi Sarana Multigriya Finansial- Bank Syariah Indonesia (EBAS-SP SMF-BRIS01) merupakan momen penting bagi kemajuan industri perbankan syariah di Indonesia.
Hery mengatakan, "Peluncuran EBAS-SP SMF-BRIS01 merupakan momen baru bagi kemajuan industri perbankan syariah di Indonesia. BSI siap mendukung instrumen EBAS-SP SMF-BRIS01 sebagai terobosan baru untuk pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia," ucapnya di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada hari Senin.
Hery menjelaskan bahwa EBAS-SP SMF-BRIS01 adalah hasil sekuritisasi aset pembiayaan perumahan senilai Rp325 miliar yang dimiliki oleh BSI dan diterbitkan oleh SMF.
Dia menjelaskan bahwa sekuritisasi aset adalah salah satu strategi BSI dalam mendaur ulang aset yang memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi dan jangka waktu yang panjang, terutama dalam pembiayaan perumahan atau Griya yang tumbuh sebesar 14,79 persen year on year (yoy) atau mencapai Rp49 triliun pada kuartal I-2023.
Baca Juga: 5 Efek Samping Mentimun bagi Tubuh yang Perlu Anda Waspadai
Dalam transaksi sekuritisasi aset ini, BSI mengubah perannya dari pemberi pembiayaan menjadi originator atau pemilik awal dari portofolio yang disekuritisasi, serta collecting/servicing agent.
Menurutnya, hal ini memberikan manfaat tambahan bagi BSI, termasuk peningkatan likuiditas, efisiensi CKPN (Capital, Kualitas Aset, Manajemen, Laba dan Likuiditas) serta peningkatan pendapatan berbasis fee.
"Kami mendukung program pemerintah dalam memperkuat pembiayaan perumahan dengan skema syariah dan berkomitmen untuk terus membangun ekonomi berdasarkan prinsip keumatan melalui skema dan model bisnis yang tepat, sehingga peran perbankan syariah dapat berkontribusi secara nyata bagi kemajuan ekonomi di Indonesia," tambah Hery, dikutip dari keterangan resmi terkait.
Hery melanjutkan bahwa EBAS-SP SMF-BRIS01 telah memperoleh peringkat AAA dari Pefindo dengan tingkat imbal hasil yang kompetitif sebesar 7 persen. Obligasi ini diterbitkan dalam 2 tranches, yaitu Kelas A yang ditawarkan melalui penawaran umum dan Kelas B sebagai kelas subordinasi yang berfungsi melindungi Kelas A.
Selain itu, Hery menyampaikan bahwa sekuritisasi aset pembiayaan perumahan BSI yang diterbitkan oleh SMF senilai Rp325 miliar telah berhasil menarik minat investor ritel, korporasi, dan berbagai yayasan dana pensiun, bahkan over-subscribed hingga 126 persen.
Baca Juga: Pemerintah Mau Luncurkan BPJS Ketenagakerjaan Syariah
Hal tersebut menunjukkan animo investor dan pelaku keuangan syariah yang sangat tinggi terhadap diversifikasi investasi syariah yang aman, cepat, dan mudah, serta imbal hasil yang ditawarkan mencapai 7 persen, atau lebih tinggi dari rata-rata investasi seperti deposito, sukuk, atau reksadana.
Hery juga mengapresiasi dukungan dari pemerintah dan regulator dalam mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia, yang pada gilirannya menciptakan manfaat ganda bagi seluruh sektor dan menambah pilihan instrumen investasi syariah baru bagi masyarakat.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, yang menyatakan bahwa penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat, sekaligus memperdalam instrumen investasi di industri keuangan syariah di Indonesia.
"Penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 diharapkan dapat mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal di Indonesia. Selain itu, dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru yang kompetitif dan menarik bagi masyarakat," ujar Tiko, sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo.