Dana Asing Rp2,38 Triliun 'Kabur' dari Indonesia dalam Sepekan, Terbanyak dari Saham

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 18 Juni 2023 | 07:34 WIB
Dana Asing Rp2,38 Triliun 'Kabur' dari Indonesia dalam Sepekan, Terbanyak dari Saham
Bank Indonesia. [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan, dalam satu minggu terakhir terjadi aliran dana asing keluar neto dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp2,38 triliun. Penarikan modal asing terbesar terjadi di pasar saham.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono pada Sabtu (17/6/2023) lalu, mengungkapkan bahwa penarikan modal asing tersebut terdiri dari dana asing yang keluar dari pasar saham sebesar Rp1,74 triliun dan pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp640 miliar.

Meskipun demikian, sepanjang tahun 2023 hingga tanggal 15 Juni, masih tercatat adanya aliran modal asing masuk, yaitu sebesar Rp82,5 triliun di pasar SBN dan Rp17,14 triliun di pasar saham.

Meskipun terjadi penarikan modal asing, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp14.910 per dolar AS pada Jumat pagi, dibandingkan dengan Rp14.940 per dolar AS pada akhir hari Kamis.

Baca Juga: 291 Saham Bergerak Merah, Dorong IHSG Turun ke Level 6.719

Sebaliknya, indeks dolar AS melemah menjadi 102,12. Indeks dolar AS merupakan indikator pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, seperti euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Erwin juga menyampaikan bahwa imbal hasil obligasi SBN Indonesia dengan tenor 10 tahun tetap stabil pada level 6,27 persen, sementara imbal hasil obligasi AS 10 tahun turun menjadi 3,717 persen.

Selain itu, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia dengan tenor lima tahun sedikit meningkat menjadi 80,55 basis poin (bps) per tanggal 15 Juni 2023, dibandingkan dengan 80,50 bps per tanggal 9 Juni 2023.

Erwin menekankan bahwa Bank Sentral terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Baca Juga: Calon Emiten Bus Listrik Group Bakrie Melantai Bursa, Tertarik Serok Rp100 per Saham?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI