"Saat dirumahkan, kami sekeluarga bisa fokus pada usaha wedang uwuh," ungkap Parini Wihastuti, pemilik Wedang Uwuh Djewery, dalam wawancara dengan Suara.com pada Selasa (23/5/2023) lalu.
![Parini Wihastuti, pendiri UMKM Wedang Uwuh djewery [Suara.com/Hadi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/05/23/19401-umkm.jpg)
Usaha ini berhasil tumbuh pesat di masa-masa sulit akibat wabah, meskipun tidak tanpa rintangan. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah keluhan pembeli terkait penggunaan jahe basah yang mudah tumbuh tunas saat dikirim ke lokasi yang jauh.
Situasi ini mendorong Rini untuk mencari solusi agar produk Wedang Uwuh Djewery dapat lebih awet. Akhirnya, ia menemukan metode pengeringan jahe yang membuat produknya dapat bertahan lebih lama.
Kesuksesan tidak terelakkan, Wedang Uwuh Djewery semakin dikenal dan diterima dengan baik oleh pasar. Saat orang-orang enggan keluar rumah karena takut, Rini dan timnya justru bergerak aktif untuk melayani pemesanan dengan sistem pembayaran langsung.
Ketika jumlah kasus COVID-19 meningkat drastis di Kota Yogyakarta pada tahun 2021, permintaan wedang uwuh milik Rini meningkat tajam.
Dampaknya, omzet usaha Wedang Uwuh Djewery yang semula sekitar Rp400 ribu per bulan melonjak menjadi Rp10 juta, meningkat lebih dari 20 kali lipat. Awal tahun 2023 lalu, omzet mereka bahkan mencapai Rp17 juta per bulan.
Keberhasilan Wedang Uwuh Djewery tidak terlepas dari pasar yang besar di dalam dan luar DI Yogyakarta. Produknya sudah tersedia di berbagai pusat oleh-oleh dan mendapatkan kurasi dari Pemerintah Kabupaten Sleman untuk dipasarkan di retail modern.
Selain itu, Wedang Uwuh Djewery juga berhasil merambah pasar nasional dengan kehadiran di cabang-cabang Indomaret di Sleman Barat dan di pusat oleh-oleh di seluruh kawasan pariwisata DI Yogyakarta. Bahkan, produk ini juga mendapat pesanan dari Hong Kong, menunjukkan kepopulerannya yang tak terbatas dalam negeri maupun di luar negeri.
Kesuksesan yang diraih oleh Wedang Uwuh Djewery mendorong Rini dan keluarganya untuk meningkatkan produksi dalam skala yang lebih besar. Awalnya, mereka hanya mampu memproduksi 30 paket dalam sehari, namun kini sudah mampu menghasilkan hingga 2.000 paket dalam satu bulan.
Baca Juga: Pelaku UMKM Ini Minta Bantuan ke Ganjar Pranowo, Pak Ganjar: Hutang Bank atau Minta Mertua
Ketika ramai pembeli, produksi bahkan bisa meningkat hingga 3.000 paket dalam sebulan. Meskipun mengalami pertumbuhan yang pesat, Rini tetap mempertahankan semangat untuk terus berkembang bersama usahanya. Dia terus mengasah pengetahuannya melalui program BRIncubator yang didukung oleh BRI.