Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (8/6/2023) pagi dibuka melemah 0,76 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.618,99. Kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 juga turun 1,86 poin atau 0,20 persen ke posisi 943,52.
Di saat yang sama, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank juga melemah 0,17 persen atau 25 poin menjadi Rp14.902 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.877 per dolar AS.
Sementara, pada akhir perdagangan Rabu (waktu AS),Wall Street terpantaumengalami pergerakan yang beragam. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran investor terkait kebijakan Federal Reserve yang belum selesai dalam siklus pengetatannya, serta aksi ambil untung setelah menahan saham-saham berkapitalisasi besar (megacap) selama berbulan-bulan menjelang peristiwa ekonomi dan kebijakan utama minggu depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average mengalami kenaikan sebesar 91,74 poin atau 0,27 persen, dan berakhir di level 33.665,02 poin. Sementara itu, Indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 16,33 poin atau 0,38 persen, dan berakhir di level 4.267,52 poin. Indeks Komposit Nasdaq juga mengalami penurunan sebesar 171,52 poin atau 1,29 persen, dan ditutup pada level 13.104,90 poin.
Baca Juga: Mulai 5 Juni 2023, Batas ARB Saham Jadi 15 Persen
Dari 11 sektor utama S&P 500, enam sektor berakhir dengan kenaikan, dengan sektor energi dan real estat memimpin kenaikan dengan masing-masing naik sebesar 2,65 persen dan 1,75 persen. Namun, sektor jasa komunikasi dan teknologi memimpin penurunan dengan masing-masing turun sebesar 1,87 persen dan 1,62 persen.
Pada Rabu (7/6/2023), sebagian besar saham di AS mengalami penurunan, terutama karena kekhawatiran terkait keputusan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve minggu depan. Keputusan tak terduga dari bank sentral Kanada yang menaikkan suku bunga dan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter membuat investor khawatir dengan situasi serupa yang mungkin terjadi di Amerika Serikat.