Bursa Efek Indonesia: 10 Persen Perusahaan IPO Tahun Ini Kategori UMKM

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 07 Juni 2023 | 15:53 WIB
Bursa Efek Indonesia: 10 Persen Perusahaan IPO Tahun Ini Kategori UMKM
Bursa Efek Indonesia (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan bahwa sekitar 10 persen dari perusahaan yang mengantri untuk Initial Public Offering (IPO) tahun ini merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Pada Rabu, Nyoman menyampaikan di Main Hall BEI, Jakarta, bahwa 10 persen dari sektor UMKM yang mengantre IPO tersebut terdiri dari perusahaan dengan nilai aset di bawah Rp50 miliar.

Sementara itu, sisanya sekitar 85-90 persen dari perusahaan yang mengantre IPO masih didominasi oleh perusahaan dengan aset skala menengah, dengan nilai aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar.

"Memang sekitar 85-90 persen lebih besar, yaitu perusahaan menengah dan besar. Sisanya sekitar 10 persen adalah UMKM dengan skala kecil yang akan diakselerasi," ujar Nyoman.

Baca Juga: G-Dragon Resmi Hengkang, Saham YG Entertainment Langsung Anjlok

Mengamati fenomena ini, BEI telah menyediakan papan akselerasi sebagai upaya untuk mendorong lebih banyak UMKM agar melakukan IPO sebagai langkah untuk mengumpulkan dana dan melakukan ekspansi.

"Yang kami masukkan ke papan akselerasi bukan hanya berdasarkan ukuran perusahaan yang kecil. Kami tidak melihat itu, tetapi kami melihat bagaimana perusahaan ini berbeda dari yang lain, artinya, ada inovasi dan ada peluang pertumbuhan di masa depan," kata Nyoman.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, yang juga hadir di Main Hall BEI, mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada 33 UMKM yang melaksanakan IPO dari total 864 perusahaan yang telah terdaftar di bursa.

Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Teten optimis bahwa 100 UMKM akan lebih cepat menjadi perusahaan go public seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil.

"Sebagai contoh, warung bakso, warteg, dan usaha-usaha lainnya yang dapat kami agregasi, sehingga jika nilai minimumnya adalah Rp50 miliar, saya rasa hal itu memungkinkan, tetapi memang memerlukan keterlibatan inkubator," ujar Teten.

Baca Juga: 248 Saham Hijau Dorong IHSG ke Level 6.620 Pagi Ini

Hingga 26 Mei 2023, BEI mencatat telah ada 40 perusahaan yang mencatatkan saham perdana di pasar modal Indonesia, dengan total dana yang terhimpun sebesar Rp32,7 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI