Suara.com - PT Semen Indonesia Tbk (Persero/SIG) mencatat telah berhasil mendongkrak kinerja keuangan yang positif selama tiga tahun terakhir ditengah persaingan industri semen yang ketat.
Sekretaris Perusahaan SIG, Vita Mahreyni mengatakan, pertumbuhan kinerja positif tersebut cukup menantang, khususnya selama masa pandemi COVID-19 serta peningkatan biaya energi.
“Keberhasilan SIG mencatatkan kinerja positif tidak terlepas dari sejumlah inisiatif strategis yang telah diterapkan, mulai dari upaya mengamankan sektor penjualan dan pendapatan, mendorong efisiensi melalui peningkatan operational excellence, melakukan optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, hingga pengelolaan finansial yang baik,” kata Vita dikutip Minggu (4/6/2023).
Kinerja positif perusahaan tercermin dalam peningkatan laba bersih SIG pada 2022, sebesar 15,5 persen. Atau setara Rp2.365 triliun, lebih tinggi ketimbang periode yang sama pada 2021 sebesar Rp2,047 triliun.
Baca Juga: Raup Cuan Lebih dari Rp2 Triliun, BUMN Semen Gelontorkan Ribuan Paket Sembako
Di samping itu, SIG juga membuktikan bahwa resiliensi tak hanya dicapai dari sisi bisnis, namun juga operasional berkelanjutan.
Pada tahun yang sama, SIG berhasil menekan intensitas emisi karbon hingga 590 kg Co2/ton cement equivalent, atau turun sektiar 16,67 persen dari baseline tahun 2010 sebesar 708 kgCO2/ton cement equivalent. Penurunan clinker factor tercapai 69,2 persen dan peningkatan thermal substitution rate (TSR) tercapai 7,2 persen.
Pencapaian yang konsisten dari SIG mengantarkan perusahaan semen tersebut meraih penghargaan Bisnis Indonesia Award (BIA) 2023 untuk kategori Emiten Non-Bank, Sektor Material Konstruksi yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia Group.
Perhitungan kinerja keuangan dilakukan berdasarkan beberapa indikator seperti pertumbuhan kinerja dan rasio kinerja. Untuk pertumbuhan kinerja, variabel yang diukur adalah laba bersih, total aset, ekuitas, pendapatan, serta kas dan setara kas. Kinerja tersebut dilihat dari laporan keuangan perusahaan periode kuartal III-2022 dan kuartal III-2021.
Sementara untuk rasio kinerja terdiri dari Net Income terhadap Liabilitas, Kas dan Setara Kas terhadap Liabilitas Lancar, Net Income terhadap Revenue, Net Income terhadap Ekuitas (ROE) dan Operating Cash Flow terhadap Revenue. Kinerja tersebut juga dinilai dari laporan keuangan perusahaan publikasi periode kuartal IV-2022, kuartal IV-2021 dan kuartal IV-2020.
Baca Juga: Mengenal Metode Surface Mining pada Industri Pertambangan