Suara.com - PLN Indonesia Power kembali melakukan kesepakatan bisnis untuk pengembangan bisnis ketenagalistrikan termasuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Menjalin kerjasama dengan China Energy Engineering Corporation (CEEC) dan Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG) PLN Indonesia Power siap kembangkan Captive Power hingga 5000 Mega Watt di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo yang ikut menyaksikan penandatanganan MoU antara PLN IP dengan CEEC dan BTIIG mendukung dan menyampaikan bahwasanya PLN Group terus berkomitmen untuk penuhi kebutuhan listrik nusantara yang dalam hal ini untuk Kawasan industri Baoshuo dengan mengembangkan pembangkit ramah lingkungan.
Hal ini juga merupakan upaya yang dilakukan PLN Group Bersama calon mitra strategis dalam rangka peningkatan pembangunan yang berujung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pertemuan ini membuka kerjasama yang jelas untuk memenuhi kebutuhan listrik kawasan industri Baoshuo, kami berkomitmen menyediakan pasokan listrik sesuai kebutuhan Baoshuo dengan pengembangan PLTA dan PLTS tahap 1 dengan estimasi kapasitas 5.000 MW dan tahap pengembangan selanjutnya di Sulawesi,” ujar Darmawan.
Baca Juga: Schneider Electric Donasi Fasilitas Belajar ke IT PLN Melalui Sustainability Challenge
“Kami berharap melalui Kerjasama ini, baik bisnis CEEC maupun PLN di bidang ketenagalistrikan kedepan saling menguatkan,” tambah Darmawan.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra dengan Vice President Director CEEC, Ms. Yuan Yingli dan President Director BTIIG, Cai Zhengyang yang disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok, Djauhari Oratmangun serta Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo dan Komisaris Utama PT PLN (Persero), Amien Sunaryadi beserta jajaran Direksi dari PLN, CEEC dan BTIIG.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, bersama dengan CEEC yang merupakan salah satu perusahaan penyedia bisnis solusi energi terbesar di China dan berkompeten dalam pengembangan green energy, diharapkan upaya ini dapat mengakselerasi proyek captive power tersebut.
“Kami sebagai Generation Company terbesar se-Asia Tenggara terus berupaya untuk kembangkan EBT di Indonesia serta dalam rangka mendukung target pemerintah untuk wujudkan 23% EBT di tahun 2025, maka dari itu kami bersama dengan CEEC yang merupakan salah satu perusahaan penyedia bisnis solusi energi terbesar di China dan berkompeten dalam pengembangan green energy akan berkolaborasi untuk mewujudkannya,” ungkap Edwin.
Kedepannya PLN Indonesia Power juga akan menyediakan suplai green energy secara bertahap, dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan di sekitar lokasi seperti PLTA, PLTS dan PLTB yang cukup tersedia di Sulawesi untuk menyuplai kebutuhan listrik di Kawasan Industri BTIIG. Hal ini merupakan bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui Sub Holding PLN Indonesia Power dalam aspek Environmental, Social & Governance (ESG).
Baca Juga: PLN Beri Bantuan Al Quran Braille Untuk Pesantren Difabel Pertama di Semarang