“Saya submit semua berkas yang dibutuhkan untuk BRIncubator. Eh, saya jadi salah satu UMKM yang lolos. Saya berhasil lolos seleksi jadi 15 besar UMKM coaching BRIncubator. Saya benar-benar rasakan pelatihan tersebut,” kata dia.
Dari kesempatan yang diberikan BRI tersebut, kripik pisang organik MHM terus melebarkan sayapnya.
BRI terus berkomitmen untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai sektor vital dalam perekonomian Indonesia. Salah satu alasan utamanya adalah karena UMKM merupakan sektor yang memberikan lapangan kerja terbesar di Indonesia.
Sebagai informasi, merujuk pada data dari Kementerian Koperasi dan UMKM (2019), UMKM berkontribusi sebesar 99,9% dari total usaha di Indonesia dan mencakup sekitar 119,6 juta tenaga kerja, atau sekitar 96,92% dari total angkatan kerja.
Dari dukungan BRI itu, Sri mengaku pernah dihubungi oleh Dinas Perdagangan Sleman lantaran produknya dipajang di website UMKM Binaan BRI.
“Saya kemudian dibantu untuk mendaftarkan produk saya di data UMKM Sleman, disusul sama Dinas Perdagangan DI Yogyakarta. Dari momen itu, saya selalu diajak ketika ada pameran hingga saat ini,” ungkap Sri.
Kripik pisang Organik MHM tumbuh pesat, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, Sri memiliki reseller dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Batam, Jakarta hingga Kalimantan dan masih banyak lagi.
Gelombang II Wabah COVID-19 yang melanda dunia pada pertengahan tahun 2021 juga jadi guncangan kedua bagi Kripik Pisang Organik MHM. Meski hal itu bisa dilalui oleh Sri hingga produknya masih eksis hingga kini.
Inovasi Produk Usaha
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Rp9,5 Triliun Dana Pensiun BUMN Salah Investasi
Tahun 2022, Sri yang sudah kenyang dengan penjualan melalui online lantas mulai memasarkan produknya secara offline. Ia juga terus melakukan riset untuk inovasi produk lantaran menyadari, usaha tanpa inovasi akan mati tergerus tren.