Suara.com - Gotrade Indonesia optimis dapat semakin menggarap pangsa pasar Gen Z dan milenial di Indonesia setelah dapat menawarkan lebih dari 600 kontrak aset keuangan pada bursa NASDAQ dan NYSE di Amerika Serikat. Jumlah ini meningkat pesat dari sebelumnya 50 kontrak aset.
Dengan bertambahnya aset yang ditawarkan pada platform Gotrade Indonesia secara signifikan, penetrasi pasar juga diharapkan akan semakin meningkat di Indonesia.
Per Februari 2023, berdasarkan data internal perusahaan, sistem Gotrade secara global sudah memfasilitasi transaksi (jual beli) dengan nilai lebih dari 1 miliar Dolar AS, atau setara Rp 15 triliun, melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan keuangan di Asia Tenggara, seperti Valbury Asia Futures di Indonesia.
"Kami selalu berkomitmen untuk menciptakan produk teknologi yang mudah digunakan oleh lembaga keuangan untuk membantu mereka menyasar nasabah-nasabah muda. Dengan bertambahnya aset-aset baru yang resmi ini, nasabah memiliki opsi investasi lebih banyak untuk melakukan diversifikasi di berbagai sektor, mulai dari teknologi, keuangan, ritel, energi, manufaktur, dan lainnya.” kata Norman Wanto, co-founder Gotrade ditulis Jumat (26/5/2023).
Baca Juga: Rebecca Klopper Mulai Beraksi, Laporkan Penyebar Video Syur 47 Detik Mirip Dirinya ke Polisi
Norman juga mengungkapkan optimismenya karena 600 kontrak aset keuangan baru ini sudah terdaftar resmi seiring dengan diterbitkannya peraturan baru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti Nomor 2 tahun 2023.
“Kami tentu mengapresiasi terobosan regulasi dari Bappebti sehingga perusahaan kami dapat mengembangkan inovasi baru untuk para nasabah kami”, lanjut Norman.
Di Indonesia, Gotrade Indonesia terdaftar sebagai sistem resmi dan legal yang disediakan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) untuk Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri PT. Valbury Asia Futures, Pialang Berjangka yang terdaftar dan diawasi oleh Bappebti. Seluruh transaksi tercatat di BBJ dan PT. Kliring Berjangka Indonesia.
Dalam rangka mendorong ekspansi, Gotrade Indonesia dan Valbury Asia Futures juga telah meluncurkan fitur pembayaran melalui uang elektronik seperti Ovo. Fitur ini diharapkan dapat semakin menyasar segmen generasi muda yang sudah akrab menggunakan produk-produk uang dompet elektronik.
Apalagi, Gotrade menawarkan fraksionalisasi sehingga pengguna dapat memulai investasi dengan jumlah rendah, sesuai dengan perilaku nasabah Gen-Z dan milenial pengguna dompet elektronik.
Baca Juga: Transaksi Elektronik di Sumbar Triwulan IV Tumbuh 16,23 Persen
Di awal 2023 lalu, data Bank Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi uang elektronik hingga lebih dari 30 persen mencapai Rp.399,6 triliun, yang ditopang oleh preferensi masyarakat bertransaksi secara online.