Suara.com - Sejumlah busa saham global rontok berjaamah pada perdagangan hari Rabu kemarin (24/5/). Pemicunya satu yakni terancam bangkrutnya Amerika Serikat (AS) akibat gagal bayar utang.
Mengutip Reuters, Kamis (25/5/2023), indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, turun 255,59 poin, atau sekitar 0,77 persen, menjadi 32.799,92. Indeks S&P 500 melemah 30,34 poin, atau sekitar 0,73 persen, menjadi 4.115,24. Indeks komposit Nasdaq melorot 76,08 poin, atau sekitar 0,61 persen, menjadi 12.484,16.
Default atau gagal bayar utang dikhawatirkan akan terjadi apabila tidak tercapai kesepakatan untuk meningkatkan plafon utang AS dari saat ini US$31,4 triliun sebelum 1 Juni mendatang. Presiden AS Joe Biden dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Kevin McCarthy telah bertemu namun belum menemukan resolusi yang tepat terkait plafon utang.
Dari 11 sektor utama indeks S&P 500, 10 berakhir di teritori negatif. Indeks sektor properti mengalami penurunan paling tajam. Indeks sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang berakhir di teritori positif.
Baca Juga: AS Terancam Bangkrut, Ekonomi RI Kena Getahnya?
Indeks volatilitas CBOE yang merupakan indikator tingkat kekhawatiran di Wall Street mencapai level tertinggi dalam tiga pekan terakhir.
Sementara bursa saham Eropa melemah pada Rabu, dengan indeks STOXX 600 Eropa merosot 1,8 persen, dipicu kekhawatiran default utang AS.
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, merosot 135,85 poin, atau sekitar 1,75 persen, menjadi 7.627,10. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, melemah 310,73 poin, atau sekitar 1,92 persen, menjadi 15.842,13.
Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, melorot 106,10 poin, atau sekitar 1,14 persen, menjadi 9.160,90. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, Perancis, turun 125,25 poin, atau sekitar 1,70 persen, menjadi 7.253,46.
Nota pertemuan Federal Reserve 2-3 Mei yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa para pejabat Federal Reserve sepakat peningkatan suku bunga tidak lagi perlu dilakukan. Para investor memperkirakan The Fed tidak akan meningkatkan suku bunga pada pertemuan Juni mendatang.
Baca Juga: Saham-saham di Wall Street Rontok, Gagal Bayar Utang AS Jadi Ancaman Nyata