Suara.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengritik kinerja Presiden Joko Widodo. Setelah kendaraan listrik. Kekikian Anies membandingkan pembangunan jalan raya era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut dia, pembangunan jalan non tol era Jokowi kalah dibandingkan era SBY. Anies menggunakan data dari Badan Pusat Stastik (BPS) sebagai perbandingan pembangunan dua presiden tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakana, ada kesalahpahaman dalam membaca data BPS tersebut.
"Yang disebut bahwa pembangunan jalan zaman SBY lebih panjang dari zaman Jokowi, itu bukan itu maksud dari BPS itu. Jadi salah interpretasi data BPS," ujarnya di Jakarta yang dikutip, Rabu (24/5/2023).
Baca Juga: NasDem Sodorkan Satu Nama Cawapres, Penentuan Akhir Terserah Anies Biar Bisa Kerja Sama
Hedy menerangkan, BPS hanya membebeberkan data berdasarkan status jalan, bukan pembangunan jalan baru. Dia mencontohkan, jalan nasional yang bertambah, karena peralihan status dari jalan provinsi.
"Jadi status kewenangan jalan nasionalnya bertambah sekian belas ribu kilometer itu, itu adalah perubahan status dari jalan provinsi ke jalan nasional. Bukan pembangunan jalan baru," jelas dia.
Artinya, penambahan jalan nasional di era SBY bukan berasal dari pembangunan, melainkan peralihan status dari jalan provinsi ke jalan nasional.
"Saya punya jalan provinsi nih, jalannya udah ada, bukan dibangun. Nah di tahun 2000 sekian nanti ada SK (Surat Keputusan) baru, ini jalan provinsi berubah jadi jalan nasional," imbuhnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan mengakui, pembangunan jalan tol di era Jokowi memang cukup panjang. Sebanyak 63% jalan tol di Indonesia dibangun pada pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Brantas Abipraya Bangun Jalan Tol Penghubung Sumsel dengan Jambi
Akan tetapi, dari sisi jalan nasional yang dibangun Jokowi tidak begitu pangan hanya sepanjang 19.000 kilometer.