Pelemahan Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Hanya Sementara, Bakal Kembali Perkasa?

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 24 Mei 2023 | 16:43 WIB
Pelemahan Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Hanya Sementara, Bakal Kembali Perkasa?
Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang Dolar Indo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minimnya perkembangan negosiasi plafon utang (debt ceiling) Pemerintah Amerika Serikat sebesar 31,4 triliun dolar AS disebut sebagai salah satu faktor yang melemahkan nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (24/5/2023).

"Pembicaraan antara kedua partai politik terus berlanjut mengenai pencabutan plafon utang pemerintah AS sebesar 31,4 triliun dolar AS. Setiap kemajuan tampak sulit untuk dicapai dan ada sedikit tanda-tanda kesepakatan yang akan tercapai dalam waktu dekat," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi.

Selama seminggu terakhir, beberapa pejabat The Fed disebut telah memberikan pernyataan hawkish mengenai kebijakan moneter Bank Sentral AS. Sikap ini menunjukkan perhatian utama terhadap kebijakan moneter dalam denominasi dolar AS.

Sementara, Bank of England telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada awal Mei 2023.

Baca Juga: Uang Rupiah Tahun Emisi 2022 Jadi Uang Baru Terbaik di Dunia

"Angka ini kemungkinan akan memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral akan terpaksa menaikkan suku bunga lagi pada bulan Juni 2023," tambahnya.

Pada penutupan perdagangan hari ini, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah sebesar 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.900 per dolar AS dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp14.875 per dolar AS.

Selama hari Rabu, nilai tukar rupiah bergerak antara Rp14.876 per dolar AS hingga Rp14.920 per dolar AS.

Analisis DCFX, Lukman Leong menganggap pelemahan rupiah terhadap dolar AS akhir-akhir ini hanya bersifat sementara dan dipengaruhi oleh faktor eksternal di Amerika Serikat, yaitu kekhawatiran terkait debt ceiling.

"Rupiah melemah, tertekan oleh sentimen risk off di pasar serta penguatan dolar AS akibat kekhawatiran mengenai debt ceiling," ungkapnya, sebagaimana dikutip via Antara.

Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah, Jadi Rp14.820 per Dollar AS pada Selasa Sore

Menurutnya, kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengatasi pelemahan rupiah sudah cukup akomodatif, inflasi mendekati target, dan cadangan devisa mencatatkan surplus yang meningkat.

Dengan demikian, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI