AS Dilanda Kekhawatiran 'Bencana' Ekonomi Pasca Kebangkrutan Tiga Bank

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 23 Mei 2023 | 13:28 WIB
AS Dilanda Kekhawatiran 'Bencana' Ekonomi Pasca Kebangkrutan Tiga Bank
Mengenal Silicon Valley Bank yang mengalami kolaps. (Freepik/frimufilms)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasca kejatuhan tiga bank asal AS dalam lima bulan tahun 2023 ini, sejumlah pakar khawatir krisis ekonomi lainnya segera berdatangan. CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, memperhatikan secara khusus sektor pinjaman properti real estat.

"Selalu ada sisi negatifnya. Dalam kasus ini, kemungkinan kerugian ada di sektor real estat. Kejadiannya bisa terisolasi atau tidak terjadi di setiap bank," ujar Dimon dalam sesi tanya jawab saat konferensi pers perusahaan yang dilaporkan oleh CNBC Internasional pada hari Senin (22/5/2023).

Dalam beberapa tahun belakangan, bank-bank AS menghadapi risiko gagal bayar pinjaman yang rendah karena suku bunga yang rendah dan adanya stimulus ekonomi yang diberikan selama pandemi Covid-19. Namun, situasi berubah setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk menangani inflasi.

Bangunan komersial di beberapa daerah, termasuk San Francisco yang menjadi pusat industri teknologi, dikhawatirkan juga akan terpengaruh karena banyak karyawan yang enggan kembali bekerja di kantor setelah mengalami Work From Home selama pandemi.

Baca Juga: Hasil AS Roma vs Salernitana: Gol Nemanja Matic Selamatkan Pasukan Mourinho dari Kekalahan

"Akan ada siklus kredit. Menurut pandangan saya, situasinya akan menjadi normal, kecuali terjadi peningkatan kerugian di sektor real estat," kata Dimon.

Sebagai contoh, jika tingkat pengangguran meningkat secara signifikan, kerugian dalam kartu kredit bisa melonjak menjadi 6% atau 7%, ungkap Dimon. Namun, jumlah tersebut masih lebih rendah daripada 10% yang terjadi selama krisis tahun 2008.

Secara terpisah, Dimon menyatakan bahwa bank-bank, terutama yang lebih kecil dan paling terpengaruh oleh gejolak industri baru-baru ini, perlu merencanakan peningkatan suku bunga yang jauh lebih tinggi dari perkiraan umum.

"Saya rasa semua orang harus siap menghadapi suku bunga yang lebih tinggi, mungkin mencapai 6% atau 7%," tegasnya.

Dalam informasi terpisah, Dimon juga menyebutkan bahwa salah satu alasan kejatuhan Silicon Valley Bank bulan lalu adalah kesalahan manajemen risiko suku bunga. Menurut Dimon, saat ini sektor perbankan AS telah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan regulasi dengan membatasi aktivitas peminjamannya, termasuk dalam sektor properti.

Baca Juga: Diacak-acak Ransomware Lockbit, BSI Siapkan Setengah Triliun untuk Perkuat Keamanan Data dan IT di 2023

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI