Berkah di Momen Pandemi
Pandemi COVID-19 yang menyebar dengan cepat hingga terdeteksi pertama kali di Indonesia pada Maret 2020 silam jadi pukulan telak di berbagai sektor. Tidak terkecuali Rini dan Suami, yang harus dirumahkan dari pekerjaan mereka karena tekanan ekonomi.
Kala itu, banyak UMKM yang juga terancam karena terpaksa harus tutup hingga ancaman bangkrut. Namun, Wedang Uwuh Djewery justru kebalikannya karena banyak kalangan yang waktu itu mencari empon-empon dengan alasan meningkatkan daya tahan tubuh.
“Karena dirumahkan, kita sekeluarga jadi bisa fokus pada usaha wedang uwuh,” ungkapnya.
Usaha yang baru mulai menggeliat di masa yang sulit akibat wabah itu kembali ditempa. Rini mulai menerima banyak complain dari pembeli terkait penggunaan jahe basah.
“Jahe basah itu kalau dikirim ke lokasi yang jauh, ketika sampai tujuan malah udah tumbuh tunas. Hal itu kemudian sering dikomplain, karena dianggap tidak awet,” kata Rini.
Dampaknya, usaha milik Rini itu sempat rugi karena harus kirim ulang jahe baru yang membuat pengeluaran membengkak dua kali lipat.
![Proses pembuatan produk Wedang Uwuh djewery [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/05/23/37694-umkm.jpg)
“Ya, mau gimana lagi. Kita tentu ingin yang terbaik agar pembeli puas sekaligus menunjukkan komitmen kami dalam memastikan kualitas dari Wedang Uwuh Djewery,” ujar Rini.
Situasi ini membuat Rini kembali memutar otak agar produknya bisa lebih awet. Hingga akhirnya ia menemukan metode pengeringan jahe yang membuat produk usahanya bisa bertahan lebih lama.
“Alhamdulillah mulai banyak dikenal, diterima dengan baik oleh pasar. Di momen pandemi COVID-19 itu, ketika orang-orang tidak keluar rumah karena takut, kita justru kemana-mana karena melayani COD,” ungkap Rini.