Suara.com - Sukarelawan Srikandi Ganjar Nusa Tenggara Barat (NTB) menggagas pelatihan pengolahan sampah organik dan anorganik bersama milenial di wilayah Kelurahan Mandalika, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, NTB.
Simpatisan Ganjar Pranowo ini ingin menumbuhkan kesadaran dan mendorong keterlibatan milenial akan memilah juga mengolah sampah menggunakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan menghadirkan pemateri dari Komunitas Bank Sampah Berseri, Pairul Bayani.
Masalah sampah memang tiada habisnya menghantui lingkungan di ibu pertiwi. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton.
Sejumlah milenial begitu menantikan edukasi itu demi mewujudkan Indonesia bebas sampah (zero waste) dan upaya menyayangi bumi.
Baca Juga: Alun-alun Kidul Jogja Penuh Sampah, Sindiran Netizen Bikin Nyelekit
"Salah satu program pemerintah Nusa Tenggara Barat adalah zero waste. Jadi kami juga membantu program pemerintah dari NTB, yaitu bagaimana mengelola sampah untuk lebih bermanfaat lagi di kaum-kaum pemuda," kata Koordinator Wilayah Srikandi Ganjar NTB, Yuli Eka Fitri ditulis Senin (22/5/2023).
Para perempuan ini diberi edukasi terkait jenis-jenis sampah, masalah yang ditimbulkan dari sampah, bagaimana cara memilah, hingga mengolah sampah-sampah organik dan anorganik.
Wanita yang kerap disapa Eka mengatakan di samping edukasi secara teori, mereka juga diajak berkreasi mengolah sampah anorganik seperti plastik menjadi beragam kerajinan bernilai ekonomis secara berkelompok.
"Jadi sampah-sampah ini akan dipilah menjadi tempat tisu, ada taplak meja, ada gantungan kunci tas juga ada jadi berbagai macam yang bisa kami pakai juga salah satunya tas yang sebenarnya bermanfaat sekali sih," ucap Eka.
Menurut Eka, dibutuhkan kepedulian bersama untuk mengatasi isu sampah yang menghasilkan gas rumah kaca dan berkontribusi pada perubahan iklim.
Baca Juga: Kusdiantoro: 50 Persen Sampah Plastik Dari Darat Masuk ke Laut
Eka mengajak anak-anak muda untuk menggencarkan solusi asyik mengatasi permasalahan sampah dengan mengurangi, menggunakan ulang,dan mendaur ulang sampah.
"Kalau untuk pesannya untuk teman-teman pemuda atau srikandi khususnya marilah kita jaga lingkungan kita karena memangkalau bukan kita siapa lagi dan ketika kita melihat sampah-sampah mari kita jadikan yang bermanfaat," tutup Eka.
Salah satu peserta, Nur Aini (19) merasa beruntung dapat mengikuti agenda positif pengolahan sampah yang digagas loyalis Ganjar Pranowo.
Menurut dia, pelatihan seperti inilah yang diperlukan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran serta menarik minat masyarakat khususnya kalangan milenial.
"Semoga setelah ini masyarakat bisa mengelola sampah dengan baik dan tidak membuang sampah sembarangan," jelas Aini.