Sejarah Gunung Agung: Toko Buku Sejuta Kenangan, Akan Tutup Tahun 2023

Ruth Meliana Suara.Com
Minggu, 21 Mei 2023 | 20:37 WIB
Sejarah Gunung Agung: Toko Buku Sejuta Kenangan, Akan Tutup Tahun 2023
Penampakan toko buku Gunung Agung. [Foto. Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Toko buku Gunung Agung yang dikabarkan akan menutup seluruh outlet mereka pada tahun 2023 karena terus merugi. Informasi tersebut dibenarkan oleh Direksi PT Gunung Agung Tiga Belas, Minggu (21/5/2023).

Sontak penutupan toko Buku Gunung Agung tersebut langsung menjadi topik perbincangan warganet di Indonesia. Tagar Gunung Agung pun bertengger di jajaran trending topic Twitter.

Tak sedikit warganet yang merasa ikut kehilangan usai mendengar toko buku legendaris tersebut bakal tutup. Bagaimana tidak, toko buku yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia tersebut menyimpan sejuta kenangan.

Gunung Agung sendiri memang mempunyai sejarah yang panjang. Toko buku tersebut tercatat sebagai salah satu penerbitan swasta yang sudah berdiri sejak awal kemerdekaan.

Melansir dari laman Gunung Agung, toko buku Agung resmi berdiri pada tahun 1953. Pendiri toko buku Gunung Agung bernama Tjio Wie Tay, atau juga dikenal dengan nama Haji Masagung.

Awalnya Tjio Wie Tay membentuk sebuah kongsi dagang bersama dengan Lie Tay San dan The Kie Hoat. Kongsi yang bernama Thay San Kongsie itu didirikan pada tahun 1945. Kala itu, barang yang diperdagangkan adalah rokok, bukan buku.

Pada saat bersamaan, tepatnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia, permintaan buku-buku di Tanah Air sangatlah tinggi. Peluang emas itu dimanfaatkan dengan baik oleh Thay San Kongsie.

Sosoknya langsung membuka toko buku impor dan juga majalah. Mulanya, kios yang dibangun di Jakarta itu cukup sederhana. Tak disangka, toko milik Tay San Kongsie tersebut dipandang lebih baik ketimbang toko buku asing lainnya.

Selain itu, keuntungan yang didapat dari menjual buku jauh lebih besar daripada penjualan rokok dan juga bir. Tay San Kongsie akhirnya menutup usaha rokok dan juga bir, dan fokus mengembangkan toko buku yang ia rintis.

Baca Juga: Daya Tarik Kampung Wisata Taman Sari, Liburan dan Belajar Sejarah di Jogja

Tjio Wie Tay akhirnya membeli rumah sitaan Kejaksaan pada tahun 1951, di mana rumah ini terletak di Jalan Kwitang Nomor 13, Jakarta Pusat. Rumah tersebut ditata dan juga dijadikan percetakan kecil pada bagian belakang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI