Suara.com - Presiden RI Joko Widodo akan membahas isu-isu perdamaian serta ASEAN saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, Jepang pada Sabtu (20/5/2023) besok.
"(Isu perdamaian) akan dibahas, karena tempatnya adalah Hiroshima, karena itu adalah simbol perdamaian," kata Jokowi saat memberikan keterangan kepada awak media jelang keberangkatan ke Jepang dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Selain isu perdamaian, Presiden mengaku akan menyampaikan sejumlah hasil KTT Ke-42 ASEAN di Labuanbajo pekan lalu dalam KTT G7 Hiroshima itu.
"Ya, suara di ASEAN beberapa poin juga akan kita sampaikan di G7. Mungkin yang berkaitan (konflik) Myanmar misalnya," ujar Jokowi.
Secara umum, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan konsisten membawa suara kepentingan Global South (negara-negara berkembang) dan kolaborasi serta kemitraan dalam kehadiran di KTT G7.
Berbeda dengan Jokowi, Presiden Amerika Serikat Joe Biden justru tidak berencana meminta maaf atas penggunaan bom atom di Hiroshima pada 1945 dalam kunjungannya ke kota tersebut dalam rangka KTT G7.
Sebagai salah satu pemimpin G7, Biden akan memberikan penghormatan baik kepada sejarah maupun Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang menjadi daerah pemilihannya sebagai wakil rakyat, kata penasihat keamanan AS Sullivan kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One.
Biden mendarat di pangkalan Korps Marinir AS di Iwakuni, yang terletak sekitar 50 kilometer arah barat daya Hiroshima, Kamis sore waktu setempat.
Biden menjadi presiden kedua AS setelah Barack Obama yang mengunjungi kota yang luluh lantak akibat bom atom pertama di dunia itu yang dijatuhkan Amerika Serikat pada hari-hari terakhir Perang Dunia II.
Baca Juga: Soal Johnny Plate Tersangka, Jokowi: Kita Harus Hormati Proses Hukum!