Suara.com - Para analisa pasar saham tampaknya harus mulai waspada, pasalnya pekerjaan mereka kini mendaptakan saingan dari artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan seperti ChatGPT.
Sebelumya pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street cukup terguncang setelah sejumlah perusahaan teknologi di AS mulai menggunakan AI untuk menganalisis saham, sehingga tidak diperlukan tenaga konsultan kovensional.
"Melihat manfaat Chatbot generative AI besar, maka sejumlah perusahaan teknologi besar di AS mulai berinvestasi miliaran dolar dalam teknologi ini. Startup mengumpulkan modal dan mencoba mengembangkan model bisnis dengan menggunakan AI dengan cepat," sebut Goldman Sachs dalam sebuah risetnya yang dikutip Rabu (17/5/2023).
Goldman Sachs mengatakan investor saat ini tengah menilai sejauh mana pengaruh AI akan mengubah perusahaan, industri, dan praktik bisnis kontemporer, dan akhirnya turut mempertaruhkan taruhan di teknologi tersebut.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Google Bard, Chatbot Berbasis Al Multibahasa Jadi Pesaing ChatGPT
Antusiasme terhadap potensi AI adalah salah satu alasan mengapa perusahaan teknologi besar AS menjadi performa terkuat tahun ini. Tidak diragukan lagi bahwa chatbot generative AI memang sedang populer saat ini.
"ChatGPT sendiri telah mencapai 100 juta pengguna dalam dua bulan, mencatatkan rekor tercepat," ditulis Goldman Sachs.
Diketahui, dampak kehebohan generative AI pun terasa di saham teknologi raksasa AS. Microsoft, misalnya, mengalami kenaikan kapitalisasi pasar US$500 miliar sejak raksasa teknologi itu mengumumkan investasi US$10 miliar dalam startup OpenAI, pengembang ChatGPT, pada Januari lalu.