Pekerja Tak Perlu Takut, Kecerdasan Buatan Hingga Blockchain Juga Butuh Manusia

Rabu, 17 Mei 2023 | 11:23 WIB
Pekerja Tak Perlu Takut, Kecerdasan Buatan Hingga Blockchain Juga Butuh Manusia
Ilustrasi AI (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para pekerja tak perlu merasa terancam atas teknologi baru mulai dari kecerdasan buatan, blockchain, komputasi awan, hingga data science. Karena, seluruhnya tetap membutuhkan manusia sebagai pengendali.

Hal ini diungkapkan oleh Demikian dikatakan Sri Safitri dan Cahyana Ahmadjayadi, dua praktisi senior Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Indonesia.

Menurut Sri Safitri yang juga adalah Head of Digital Vertical Ecosystem PT Telkom Indonesia, kecerdasan buatan yang tengah naik daun seperti ChatGPT pun, tetap tidak akan bisa memberikan jawaban yang bagus, menarik, dan praktis apabila yang mengajukan pertanyaan pun tidak sama bagus.

"Jangan pernah lupakan bahwa rumpun ChatGPT yakni artificial intelligence, itu ada kata art di bagian depannya. Ada kata seninya, dan itu semua hanya akal dan perasaan dari manusia yang bisa mengendalikannya," ujarnya yang dikutip, Rabu (17/5/2023).

Baca Juga: Google Bikin Perubahan Radikal, Industri Penerbitan Online Harus Waspada!

Menurut Sri, kehadiran aneka teknologi itu harus digenapi sisi pengalaman terbaik bagi masyarakat dengan simplikasi proses bisnis. Negara Timur Tengah sudah punya seperti Arab Saudi punya Wakil Menteri Bidang CX yang bermakna apapun teknologinya, harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan publik.

Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia Fajrin Rasyid mengatakan, ragam dan kecepatan teknologi sangat menarik, namun demikian pihaknya antara bisa membayangkan dan tidak bisa membayangkan bentuk ke depannya.

Apa yang relevan 5-10 tahun lalu, bisa dengan cepat tidak aktual lagi pada hari ini. Pun demikian, pengalaman menunjukkan bahwa profesi tertentu tidak serta merta hilang dengan kehadiran teknologi karena tetap manusia sebagai pengendali arah teknologi.

Rektor Tel-U Prof Adiwijaya mengatakan, spirit konsep Society 5.0 yang banyak diterapkan negara maju, tetap menekankan kehadiran teknologi yang berpusat pada manusia. Sebab, secepat apapun teknologi, dia akan tetap butuh pengendali logika operasional yang bertumpu pada akal manusia.

"Orang belajar akunting di kampus 4 tahun, kemudian katanya digantikan apps. Ini memang keniscayaan, akan tetapi jangan lupa kalau apps tidak akan faham logika dan konteks soal modal bergulir, kapan harus menyertakan modal. Konteks ini hanya dimiliki manusia," tutup dia.

Baca Juga: Imigrasi Soetta Rilis Artificial Intelligence, Publik: M-Paspor Benerin Dulu!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI