Suara.com - Anggota DPR RI Komisi dari Komisi VI Muhammad Sarmuji memuji Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia yang menargetkan akan segera menyelesaikan 90% investasi mangkrak hingga tahun 2024.
Sarmuji mengatakan, jika hal tersebut terealisasi maka akan membuat kepercayaan dari para investor meningkat dan tidak ragu untuk menanamkan investasinya ke Indonesia.
“Kalau itu betul itu sebuah langkah yang bagus karena itu akan memberikan keyakinan kepada investor bahwa Indonesia itu negara yang bisa menyelesaikan masalah terutama dalam hal kemudahan bisnis dan investasi,” ujar Sarmuji, Selasa (16/5/2023).
Menurut Politisi Golkar itu menyebut sejumlah investasi mangkrak diduga karena terbentur beberapa aturan birokrasi yang rumit dan panjang, ketidak pastian hukum dan juga terjadi pungutan liar oleh oknum terhadap para investor.
Baca Juga: Penarikan Neto Pinjaman Luar Negeri Bikin Utang Indonesia Capai USD 402,8 Miliar
“Selama ini seolah-olah sebagian investor memandang itu (investasi) mbulet, masalah investasi aturannya terlalu banyak ketidakpastian hukumnya juga ada masih ada pungutan liar dan sebagainya,” paparnya.
“Kalau itu bisa diselesaikan itu menambah keyakinan kepada investor bahwa Indonesia itu benar-benar serius menghargai investasi yang masuk,” imbuh Sarmuji.
Untuk saat ini, lanjut Sarmuji, Menteri Bahlil telah berhasil menyelesaikan sekitar 80% lebih atau senilai Rp. 600 triliun proyek investasi mangkrak dari total Rp708 triliun di 2019. Untuk itu Sarmuji optimis jika target 90% penyelesaian investasi mangkrak dapat terealisasi.
“Saya yakin bisa dicapai kalau tinggal 20% dalam setahun insya Allah bisa tercapai,” katanya.
Meski memasuki tahun politik, Sarmuji mengatakan tidak akan berpengaruh banyak terhadap penyelesaian investasi yang mangkrak.
Dijelaskan Sarmuji, pengalaman pemerintah dalam menghadapi pesta demokrasi sudah teruji dan akan tetap kondusif bagi investasi.
“Tapi sepanjang kita bisa menjaga stabilitas politik terus memiliki keyakinan bahwa demokrasi di Indonesia itu adalah demokrasi yang matang, insya Allah investor juga tidak akan ragu-ragu dan kita sudah berkali-kali dalam iklim demokrasi pasca reformasi berkali menyelenggarakan pemilu dan pilpres dengan segala dinamikanya berlangsung selesai dengan damai,” jelasnya.
Lanjut Sarmuji, ke depan agar tidak terjadi lagi investasi mangkrak, pemerintah harus memberikan kepastian hukum serta menjaga stabilitas nasional maupun politik lokal.
“Kalau mau investasi targetnya tercapai pertama tentu saja kemudahan bisnis dari segala sisi harus dijamin kepastian hukumnya, harus dijamin lalu stabilitas nasional maupun lokal jangan lupa stabilitas politik lokal,” urainya.
“Itu juga sangat berpengaruh di mana investasi itu berada itu sangat berpengaruh jaminan pada oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah itu akan membuat keyakinan investasi itu menjadi kuat jadi hal-hal itu perlu diperbaiki saja,” tukas Sarmuji.
Sebelumnya, Menteri Bahlil menyampaikan di tahun 2024 proyek investasi mangkrak akan selesai hingga 90%.
"Saya targetkan 2024, 90 persen selesai, kalau 100 persen punya tuhan. Sampai akhir tahun ini sekitar 87 persen," kata Bahlil.
Mantan Ketua Umum HIPMI itu menjelaskan sebagian besar permasalahan investasi mangkrak yang masih belum dibereskan disebabkan kondisi pandemi covid-19 sejak 2020 dan pembebasan lahan tanah dari warga yang memakan waktu tidak cepat.
"Memang masalahnya soal covid-19, lalu pembebasan tanah yang belum selesai karena itu terkait warga. Kalau tanah di hutan bisa kita selesaikan, tapi tanah warga tidak bisa serampangan kita lakukan," jelasnya.
Bahlil mencontohkan proyek investasi mangkrak yang tengah diselesaikan pihaknya ialah pembangunan pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, dengan menggandeng perusahaan asal Korea Selatan, PT Lotte Chemical Indonesia (LCI). Proyek dengan nilai investasi US$4 miliar atau sekitar Rp60 triliun (kurs Rp14.817) itu ditargetkan rampung pada akhir 2025.
"Lotte coba kalian ke Cilegon, itu progresnya sudah 60%. Pabrik petrokimia terbesar di Indonesia itu dulu mangkrak enam tahun, sekarang sudah hampir selesai," ucap Bahlil.