Angkasa Pura II Cetak Laba Bersih Rp 91,90 Miliar di Tengah Pandemi, Pengamat Beri Apresiasi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 15 Mei 2023 | 10:28 WIB
Angkasa Pura II Cetak Laba Bersih Rp 91,90 Miliar di Tengah Pandemi, Pengamat Beri Apresiasi
Ilustrasi bandara (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain pemanfaatan aset, sumber bisnis non-aeronautika bisa berasal dari beragam lini bisnis semisal logistik atau kargo.

Sementara itu, pengamat penerbangan serta praktisi dan konsultan di industri aviasi Gerry Soejatman mengatakan AP II juga melakukan efisiensi di bandara-bandara yang dikelolanya terutama di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia.

“Contoh di Soekarno-Hatta, Terminal 1 masih hanya 1A yang buka, 1B dan 1C masih belum dibuka untuk penerbangan berjadwal, dan kalau tidak salah Terminal 1A dibuka baru di akhir Kuartal II tahun 2022. Internasional pun hanya Terminal 3 selama pandemi dan Terminal 2F baru dibuka di akhir Kuartal II 2022,” ujar Gerry.

“Ini adalah langkah-langkah pemangkasan biaya oleh AP II selama pandemi, dan di bandara-bandara lain, jam operasi bandara dikurangi guna mengurangi biaya, dan penambahan dalam fase pemulihan ini disesuaikan dengan peningkatan jumlah penumpang,” tambah Gerry.

Adapun melalui keterangan resminya, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan mendorong bisnis non-aeronautika dengan optimalisasi aset perseroan melalui tiga program: Asset Optimization Program (brown field asset), Asset Acceleration Program (asset under construction) dan Asset Utilization Program (green field asset).

Awaluddin mengatakan strategi pemanfaatan aset dijalankan berhasil pada 2022, di mana pendapatan dari konsesi naik 28% dibandingkan 2021, lalu bisnis hotel naik 71% dan bisnis lounge meroket 224%.

Peningkatan pendapatan dari pemanfaatan aset ini berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan bisnis non-aeronautika.

Pada 2022, pendapatan bisnis non-aeronautika AP II tercatat Rp4,26 triliun atau lebih besar dibandingkan dengan bisnis aeronautika sebanyak Rp4,14 triliun. Adapun sumber pendapatan bisnis aeronautika sebesar 73% berasal dari jasa pelayanan penumpang pesawat.

“AP berhasil mengembangkan bisnis non-aeronautika, sebagaimana operator-operator bandara kelas dunia lainnya. Pendapatan terbesar AP II saat ini berasal dari bisnis non-aeronautika sehingga tidak hanya bergantung pada jumlah penumpang pesawat. Ini membuat AP II dapat lebih tahan terhadap kondisi seperti pandemi yang berdampak pada penurunan lalu lintas penerbangan,” jelas Muhammad Awaluddin.

Baca Juga: Wasekjen PA 212 Siap Kepung Bandara Jika Coldplay Nekat Konser di Indonesia

Sepanjang 2022, AP II membukukan pendapatan Rp8,41 triliun atau naik 54,55% dibandingkan 2021 sebanyak Rp5,44 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI