Angkasa Pura II Cetak Laba Bersih Rp 91,90 Miliar di Tengah Pandemi, Pengamat Beri Apresiasi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 15 Mei 2023 | 10:28 WIB
Angkasa Pura II Cetak Laba Bersih Rp 91,90 Miliar di Tengah Pandemi, Pengamat Beri Apresiasi
Ilustrasi bandara (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat menilai PT Angkasa Pura II (AP II), yang merupakan pengelola 20 bandara, tepat dalam menjalankan transformasi bisnis di tengah pandemi COVID-19.

Hal ini tidak lepas dari keberhasilan AP II dalam mencetak laba bersih Rp91,90 miliar pada 2022 di tengah pandemi. Pada awal-awal pandemi, AP II masih mencatatkan kerugian Rp2,43 triliun pada 2020 dan rugi Rp3,79 triliun pada 2021.

Laba bersih AP II ini didukung peningkatan bisnis non-aeronautika yang digenjot perseroan pada 2022.

Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Dr. Toto Pranoto mengatakan bisnis non-aeronautika memang dapat menjadi kunci sumber pendapatan bagi operator bandara terlebih saat jumlah penumpang pesawat mengalami penurunan tajam seperti di tengah pandemi ini.

“Sudah tepat jika AP II fokus mengejar non-aeronautika pada saat pandemi kemarin. Dan diharapkan program transformasi saat ini dan kedepannya AP II juga bisa fokus juga ke sektor non-aeronautika, dan mungkin ke depannya bisa melakukan inovasi dan terobosan agar bisa lebih mendongkrak income,” ujar Toto ditulis Senin (15/5/2023).

Toto mengatakan bisnis non-aeronautika sudah seharusnya dikembangkan oleh para operator bandara.

“Bisnis non-aero adalah strategi yang seharusnya sudah dikembangkan Angkasa Pura sejak masa lalu. Cuma memang kontribusi bisnis ini ke total pendapatan AP, baik di AP I maupun AP II selama beberapa tahun terakhir belum optimal.” ucapnya.

Toto menuturkan tidak optimalnya bisnis non-aeronautika membuat operator bandara kesulitan saat menghadapi situasi seperti pandemi, dan menyebabkan operator bandara mengalami kerugian.

Dia menuturkan selama ini operator bandara terlalu fokus pada bisnis aeronautika yakni jasa pelayanan penumpang pesawat.

Baca Juga: Wasekjen PA 212 Siap Kepung Bandara Jika Coldplay Nekat Konser di Indonesia

“Kenapa non-aeronautika tidak optimal selama ini? Karena AP terlalu fokus di pengelolaan penumpang. Padahal non-aeronautika bisa berkontribusi besar sebagai penyeimbang sumber revenue saat pendapatan bersumber penumpang mengalami penurunan tajam,” jelas Toto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI