Suara.com - Pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal I 2023 hanya tumbuh 0,1 persen dan mengalami kontraksi 0,3 persen pada Maret akibat berlangsungnya aksi mogok kerja.
“Sektor teknologi informasi dan konstruksi menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan, sedangkan sektor kesehatan, pendidikan, dan administrasi publik berkontraksi akibat terjadinya mogok kerja,” jelas Darren Morgan, direktur statistik ekonomi ONS, seperti dikutip BBC News, Jumat (12/5/2023).
Laporan dirilis ONS hanya sehari setelah Bank of England menyatakan keoptimisannya terhadap prospek masa depan Inggris. Perekonomian negara tersebut diyakini tidak akan mengalami resesi.
Bank of England juga meningkatkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. Peningkatan suku bunga menjadi upaya bank sentral Inggris untuk mengendalikan lonjakan harga barang.
Baca Juga: Di Polsek Kuta, Panit Buser Polsek Kuta Pingsan dan Giginya Rontok Dihajar Bule Inggris
Sebagaimana diketahui, kenaikan ini merupakan kenaikan ke-12 kali berturut-turut semenjak Desember 2021 dengan suku bunga sebesar 0,25 persen, berdasarkan data dari Bank Sentral Inggris.
Gubernur bank sentral Inggris Andrew Bailey mengatakan bahwa bank akan tetap berada di dalam jalur, lantaran berusaha untuk mengekang inflasi tertinggi dari setiap ekonomi utama.
"Kami harus tetap berada di jalur untuk memastikan inflasi turun kembali ke target 2 persen," Jelasnya, mengutip Reuters.
Asal tahu saja, inflasi Inggris pada bulan Maret 2023 masih tetap di atas 10 persen. Kenaikan inflasi sebagian besar didorong kenaikan harga pangan yang tak terduga dan terjadi terus-menerus.