Suara.com - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menderita rugi bersih senilai USD18,263 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2023 atau setara Rp273,5 miliar.
Mengutip laporan keuangan KRAS yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (4/4/2023) rugi bersih ini memburuk dibanding periode sama tahun 2022 yang membukukan laba bersih setara USD26,459 juta.
Alhasil, defisit KRAS membengkak 0,8 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi sebesar USD2,213 miliar.
Padahal, pendapatan bersih tumbuh 2,07 persen dibanding kuartal I 2022 menjadi USD689,83 juta. Rinciannya, penjualan produk baja ke pasar dalam negeri naik 25,7 persen menjadi USD576,39 juta, sementara pendapatan sarana infrastruktur terkerek 2,2 persen menjadi USD74,316 juta.
Baca Juga: Erick Thohir Mau Pangkas BUMN Karya dari 9 jadi 4: Biar Semua Tidak Palugada
Tapi, nilai ekspor produk baja anjlok 75,9 persen yang tersisa USD33,359 juta. Sayangnya, beban pokok pendapatan membengkak 4,9 persen menjadi USD637,39 juta. Dampaknya, laba kotor terpangkas 23,07 persen menjadi USD52,441 juta.
Tak hanya itu, KRASjuga mengalami rugi selisih mata uang asing senilai USD25,803 juta. Padahal pos ini pada kuartal I 2022 membukukan laba kurs setara USD5,316 juta. Lalu, biaya keuangan menyusut 19,8 persen menjadi USD29,088 juta.
Sehingga KRAS menderita rugi sebelum pajak final dan beban pajak penghasilan sebesar USD16,871 juta. Sedangkan di akhir Maret 2022 tercatat laba sebesar USD33,434 juta.
Sementara itu, total kewajiban berkurang 4,2 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi USD2,64 miliar. Pada sisi lain, jumlah ekuitas bertambah 10,3 persen dibanding 31 Desember 2022 menjadi USD608,24 juta.
Baca Juga: Tunggu Acc OJK, Pertamina Hulu Energi Siap Melantai di Bursa