Suara.com - Nasib Vice Media kini diujung tanduk, pasalnya perusahaan media asal Amerika Serikat (AS) dan Kanada tersebut terancam gulung tikar alias bangkrut.
Perusahaan pun kini tengah dipusingkan untuk mencari calon investor baru demi menyelamatkan nasibnya.
Mengutip New York Times, Rabu (3/5/2023), lebih dari lima perusahaan menyatakan minat untuk mengakuisisi Vice, menurut seseorang yang diberi pengarahan tentang diskusi tersebut.
Pengajuan kebangkrutan akan menjadi catatan suram bagi Vice. Pada 2017, setelah memperoleh pendanaan dari perusahaan ekuitas swasta TPG, valuasi Vice mencapai U$ 5,7 miliar. Tapi hari ini, menurut sebagian besar pihak, valuasinya hanya sebagian kecil dari itu.
Baca Juga: Isi Konten Video Viral Syakirah yang Meresahkan Warganet, "Kukira Mangga Ternyata Pepaya"
Jika terjadi kebangkrutan maka pemegang utang terbesar Vice, Fortress Investment Group, bisa jadi mengendalikan perusahaan. Vice akan terus beroperasi secara normal dan menjalankan lelang untuk menjual perusahaan selama periode 45 hari, dengan Fortress di posisi terdepan sebagai pengakuisisi yang paling mungkin.
"Vice Media Group telah terlibat dalam evaluasi menyeluruh atas alternatif dan perencanaan strategis," kata Vice dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
"Perusahaan, dewan direksi, dan pemangku kepentingan terus fokus untuk menemukan jalur terbaik bagi perusahaan," lanjutnya.
Vice dimulai sebagai majalah punk di Montreal, Kanada lebih dari dua dekade lalu. Selama periode itu Vice berkembang menjadi perusahaan media global dengan studio film, biro iklan, pertunjukan mengkilap di HBO, dan lainnya.
Baca Juga: Media Sosial dan Kesehatan Mental: Antara Manfaat di Tengah Risiko