UMKM Indonesia Tebar Pesona di AS, Kopi Toraja Laris Manis Diborong Pembeli

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 02 Mei 2023 | 19:51 WIB
UMKM Indonesia Tebar Pesona di AS, Kopi Toraja Laris Manis Diborong Pembeli
Sejumlah pengusaha kopi asal Indonesia saat ikut serta dalam SCE 2023 pada 21-23 April 2023 di Oregon, AS [Kemendag]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Keikutsertaan Indonesia pada SCE 2023 merupakan kerja sama para perwakilan dagang Indonesia di AS, yaitu Atase Perdagangan Washington DC, Indonesian Traden Promotion Center (ITPC) Los Angeles, ITPC Chicago, dan Konsulat Jenderal Repulik Indonesia (KJRI) San Fransisco.

Wijayanto mengatakan, perwakilan perdagangan Indonesia di AS nantinya akan terus mengupayakan kapasitas dan pengembangan produk UMKM. Tujuannya agar produk pelaku UMKM dapat memenuhi permintaan pasar AS.

Merujuk pada data dari USITC, nilai ekspor produk kopi Indonesia ke Amerika Serikat (HS 0901) selama tahun 2022 lalu mencapai 319 juta dolar AS atau naik 52,64 persen persen dibandingkan tahun 2021 di angka 209 juta.

Dukungan BRI untuk UMKM

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, saat ini BRI sedang berfokus pada pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor pangan dan kesehatan, pertanian, perikanan, transportasi pangan, dan distribusi terkait pangan. Tidak terkecuali dukungan kepada UMKM kopi dan pengembangannya. 

BRI saat ini memiliki 35,4 juta peminjam yang tergolong pelaku UMKM, dan Sunarso berharap mereka bisa meningkatkan kapasitas usaha mereka seiring dengan pertumbuhan ekonomi. BRI mengedepankan pemberdayaan pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka.

Ditambahkan oleh Direktur Mikro BRI, Supari menjelaskan, sekitar 90 persen UMKM memiliki potensi untuk menjadi penggerak perekonomian Indonesia.

Bukti dukungan BRI bagi petani kopi salah satunya dituturkan oleh Rahmah, seorang perempuan asal Takengon, Aceh Tengah, Provinsi Aceh, yang menerima modal dari BRI untuk mengembangkan Koperasi Pedagang Kopi Ketiara hingga bisa mengekspor Kopi Gayo ke luar negeri.

Berawal dari tahun 1992, ketika Rahmah membuka sebuah toko sembako dengan modal sebesar Rp4 juta dari BRI. Kala itu, ia menerapkan sistem barter dengan para petani di sekitar toko, di mana mereka bisa menukarkan kopi dengan kebutuhan pokok mereka.

Baca Juga: Berkat Holding Ultra Mikro, Wanita Ini Bisa Sekolahkan 12 Anak

Usaha yang ia kembangkan lantas terus berkembang hingga ia kembali mendapatkan dukungan dana dari BRI dengan total Rp14 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI