Suara.com - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menderita rugi bersih sebesar Rp1,005 triliun dalam tiga bulan pertama tahun 2023, atau memburuk dibanding periode yang sama tahun 2022 yang membukukan laba bersih sebesar Rp14,55 triliun.
Mengutip laporan keuangan BUKA pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (2/5/2023) kondisi rugi ini membuat defisit keuangan perseroan kian melebar hingga 13,7 persen hingga menjadi Rp8,35 triliun.
Padahal pendapatan bersih naik 27,8 persen dibanding kuartal 1 2022 menjadi Rp1,006 triliun. Rinciannya, pendapatan dari lini usaha mitra meningkat 8,9 persen menjadi Rp513,79 miliar. Bahkan, pendapatan dari lini usaha wahana perdagangan daring melonjak 74,1 persen menjadi Rp484,45 miliar.
Sayangnya, beban usaha mencapai Rp2,183 triliun. Sedangkan di kuartal I 2022 mendapat manfaat usaha Rp13,634 triliun. Pasalnya, pada kuartal I 2023, BUKA mencatatkan rugi investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp783,73 miliar. Sebaliknya, pada periode sama tahun 2022, justru mencatat laba investasi senilai Rp15,492 triliun.
Baca Juga: Laba Bersih Emiten Pengelola Starbucks dan Sports Station Anjlok 50 Persen di Kuartal 1 2023
Akibatnya, BUKA mengalami rugi usaha sebesar Rp1,177 triliun, berbanding terbalik dengan periode 31 Maret 2022 yang menbukukan laba usaha senilai Rp14,421 triliun.
Sementara itu, total kewajiban bertambah 3,7 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp941,49 miliar.
Pada sisi lain, jumlah ekuitas berkurang 3,4 persen menjadi Rp25,582 triliun.