Pertumbuhan Fintech Indonesia Selama Pandemi Jadi yang Tertinggi Diantara Negara G20

Selasa, 18 April 2023 | 12:32 WIB
Pertumbuhan Fintech Indonesia Selama Pandemi Jadi yang Tertinggi Diantara Negara G20
Ilustrasi konsep bisnis Fintech (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan bahwa pertumbuhan industri fintech Indonesia tiap tahun mencapai 39% khususnya di masa pandemi Covid-19. Angka ini merupakan yang tertinggi kedua di antara negara-negara G20.

Menurut Jerry, pertumbuhan ini mengisyaratkan potensi dan eksistensi fintech yang akan makin penting dalam ekonomi Indonesia.

Karena itu, Jerry berharap fintech akan makin besar peranannya dalam sektor-sektor yang produktif sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi. Posisi fintech dalam sektor produktif menurut Jerry bisa dikembangkan mulai dari sektor mikro, kecil dan menengah. Syaratnya, semua pihak berkomitmen untuk membangun ekosistem yang aman dan saling menguntungkan.

Dalam dunia perdagangan sendiri menurut Jerry, fintech merupakan salah satu jalan keluar dari kebutuhan akan proses pembiayaan. Banyak pedagang kecil yang belum terjangkau oleh bank-bank konvensional.

Baca Juga: RI Punya Peran Besar di ASEAN, Begini Penjelasannya

Maka itu, Jerry berharap fintech makin familiar dan makin ramah bagi pelaku perdagangan di Indonesia, khususnya pedagang kecil. Hal ini karena perdagangan rakyat menjadi kegiatan penunjang utama ekonomi masyarakat sehingga harus didukung dengan kondisi yang menguntungkan bagi pelakunya.

"Fintech juga bisa mendukung kegiatan para pedagang, khususnya di pasar rakyat dan pasar tradisional, tentu dengan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pedagang itu sendiri," ujarnya yang dikutip, Selasa (18/4/2023).

Kementerian Perdagangan telah melakukan upaya-upaya dalam digitalisasi perdagangan, khususnya dalam pemanfaatan QRIS sebagai metode pembayaran.

Menurut Jerry, fintech bisa terintegrasi dalam keseluruhan digitalisasi perdagangan jika syarat dan ketentuannya sesuai dengan kondisi pelaku perdagangan rakyat.

"Intinya, pedagangan di pasar rakyat dan pasar tradisional kan pedagang kecil. Jadi jika fintech ingin bersama-sama membangun ekosistem di sana, kondisi, ketentuan dan syaratanya juga harus mudah dan ramah bagi pedagang kecil," jelas Wamendag.

Baca Juga: Sebelum Terjun, Pemerintah Ingin Masyarakat Paham Soal Potensi dan Risiko Kripto

Meskipun pelaku ekonomi kecil, pedagang di pasar rakyat dan pasar tradisional selama ini dikenal cukup berkomitmen dalam hal kepatuhan ketika berhubungan dengan institusi keuangan.

Hal ini menurut Wamendag dibuktikan dengan hubungan mereka dengan BPR maupun dengan lembaga pembiayaan non konvensional. Hubungan dengan fintech yanging menguntungkan akan menguntungkan semua pihak karena kegiatan ekonomi masyarakat akan lebih berjalan.

"Kita berharap ada singeri dan kolaborasi yang saling menguntungkan. Kemendag sudah menargetkan membina digitalisasi 1000 pasar rakyat dan i juta UMKM. Salah satu kebutuhan yang penting adalah hubungan pedagang dan UMKM dengan sektor pembiayaan dan lembaga keuangan. Kami berharap ke depan, ekosistem itu bisa terbentuk dan menjadi jalan keluar bagi peningkatan kesejahteraan pelaku ekonomi masyarakat," pungkas Jerry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI