Alat ini bermanfaat dalam perawatan dan pengamatan kondisi bangunan bawah air, seperti pilar dermaga, pipa, setrta pemantauan lingkungan bawah laut dan keanekaragaman hayatinya.
Di Maluku Utara, Harita Nickel berhasil melakukan hilirisasi nikel dengan teknologi HPAL (High Pressure Acid Leach) yang mampu memproduksi bahan baku untuk baterai mobil listrik.
"Jadi industri ini harus didukung dan didorong. Ini bisa menjadi pusat perekonomian nasional, dan pertumbuhan ekonomi dari hilirisasi nikel berkontribusi mengurangi tingkat pengangguran di Maluku Utara yang prosentasenya lebih rendah dari rata-rata nasional. ” ucap Josua.
Josua mengatakan hilirisasi nikel akan memberikan dampak ekonomi bagi warga lokal karena akan membuka peluang rantai pasok bagi industri. Pada gilirannya akan mendorong perbaikan kesejahteraan Maluku Utara.
“Industri nikel ini dampak rambatannya terhadap sektor lain juga sangat banyak. tidak hanya membuka lapangan kerja, namun juga peluang usaha. Di tengah pandemi, jumlah orang bekerja di Maluku Utara terus meningkat. Kenapa? Karena adanya hilirisasi nikel,” ujar Josua.
Josua mengatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam mendukung hilirasi nikel juga telah membuka peluang Indonesia untuk masuk sebagai penyedia pasokan pasar global.
“Kalau tidak ada hilirisasi nikel, potensi yang sangat besar ini tidak ada yang melakukan. Kalau tidak ada pelarangan ekspor bijih nikel, kita hanya dikeruk saja. Sekarang, kita bisa berandai-andai, jika Tiongkok, Korea, Tesla, memakai teknologi dari Maluku Utara. Potensi Maluku Utara ini bisa terus berkembang, jadi rantai, jadi penyuplai, untuk industri mobil listrik global. Ini yang harus didukung bersama,” tutup Josua