Menko Luhut Terbang ke AS Hari Ini, Mau Nego Soal 'Pengucilan' Produk Nikel Indonesia

Selasa, 11 April 2023 | 12:11 WIB
Menko Luhut Terbang ke AS Hari Ini, Mau Nego Soal 'Pengucilan' Produk Nikel Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ditemui di Jakarta, Selasa (18/10/2022). [Suara.com/Muhammad Fadil Djailani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berencan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). Kepergiannya ke AS untuk melakukan negosiasi atas potensi 'pengucilan' yang di AS terkait produk nikel asal Indonesia.

Untuk diketahui, produk nikel asal Indonesia berpotensi dikucilkan oleh pasar AS. Pasalnya, negeri Paman Sam itu bakal mengeluarkan aturan pengurangan inflasi.

Dalam aturan Undang-undang itu, ada pedoman kredit pajak bagi para produsen baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik sebesar USD 370 miliar dalam subsidi untuk teknologi energi bersih.

Sayangnya, baterai yang mengandung nikel dari Indonesia dinilai tidak penuhi syarat untuk kredit Inflation Reduction Rate (IRA). Sehingga, potensi 'pengucilan' bisa saja terjadi.

Baca Juga: BPKP Tak Rekomendasikan Impor KRL Bekas, Apa Kata Luhut

Melihat potensi itu, pemerintah tidak mau berdiam saja, Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi menjelaskan, dalam kunjungan itu Menko luhut akan mengusulkan perjanjingan perdagangan bebas atau limited FTA dengan AS yang mencakup perdagangan bebas beberapa mineral penting seperti nikel, aluminium, kobalt, hingga copper.

"Jadi ya hari Selasa Pak Menko akan ke Amerika, kita akan negosiasi terkait FTA itu juga," ujarnya seperti dikutip, Selasa (11/4/2023).

Seto menjelaskan, sebenarnya potensi 'pengucilan' ini muncul karena belum adanya perjanjian perdagangan bebas dengan AS.

"Syaratnya masuk IRA kan harus ada FTA, kita kan belum punya. Jadi bukan berarti kita itu di-exclude. Nggak begitu, tapi kita belum punya FTA aja," jelas Seto.

Saat ini, bilang Seto, hanya beberapa negara baru saja yang memiliki perjanjian FTA dengan AS, salah satunya Jepang.

Baca Juga: Luhut Ungkap Perasaan Pemerintah China Soal Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung

"Jadi dua minggu yang lalu kan mereka tanda tangan dengan Jepang. Sebelumnya kan mereka nggak punya FTA juga. Tapi dengan Jepang ini ada semacam limited trade deal juga khusus untuk critical mineral," sebut Seto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI