Suara.com - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, terus melakukan upaya eksplorasi secara massive dan agresif sebagai komitmen dalam berkontribusi untuk pencapaian ketahanan energi nasional. Hal tersebut tentunya dilakukan dengan selalu mengedepankan aspek HSSE & Operational Excellence.
Muharram Jaya Panguriseng, Direktur Eksplorasi PHE, mengatakan bahwa eksplorasi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan industri hulu migas nasional melalui penemuan sumberdaya baru dengan besaran signifikan yang menjadi sumber energi nasional di masa mendatang.
“Dalam menjalankan kinerja eksplorasi, PHE memiliki 3 strategi kunci eksplorasi salah satunya Sustain, pengelolaan aset wilayah kerja (WK) eksisting, di mana kontribusi eksplorasi dibutuhkan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas,” jelas Muharram, Senin (10/4/2023).
Strategi ke-2 yaitu Growth, PHE mencari potensi eksplorasi di wilayah kerja yang baru dengan mengungkap cadangan sumberdaya baru yang dapat mendukung pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Adapun strategi ke-3 adalah dengan menerapkan Partnership guna melakukan sharing teknologi, resiko & biaya.
Baca Juga: Ironis Bupati Meranti Muhammad Adil, Bilang Daerahnya Miskin Ekstrem, Kini Malah Terjaring OTT KPK
Sepanjang tahun 2022, PHE berhasil menyelesaikan 17 sumur eksplorasi, 11 penemuan sumur eksplorasi dimana 3 diantaranya masuk kategori big fish, dan penambahan cadangan sumberdaya 2C (RR) sebesar 345 MMBOE. Selain itu, pada triwulan awal tahun 2023 juga telah diselesaikan pengeboran 3 sumur eksplorasi, dan melakukan validasi sumberdaya 2C (RR) berkategori big fish dari sumur temuan NSO R2 sebesar 53 MMBOE.
PHE juga telah menyelesaikan seismic 2D sepanjang 2.032 km dan survey seismic 3D seluas 412 km2 untuk mengkonfirmasi potensi sumberdaya hidrokarbon pada wilayah potensial dalam WK Eksisting maupun area terbuka sesuai dalam komitmen kontrak kerja dengan Pemerintah. Dalam menjalankan survey seismik, PHE mengandeng salah satu anak usaha yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina yaitu PT Elnusa Tbk.
Charles Harianto Lumbantobing, Direktur Operasi Elnusa, mengatakan Elnusa merupakan pelopor dalam mendukung kegiatan survei seismik darat, zona transisi dan laut di Indonesia sejak 51 tahun yang lalu.
“Berbekal kompetensi dan pengalaman, Elnusa telah membuktikan diri dalam mendukung berbagai kegiatan eksplorasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), SKK Migas dan pemerintah. Adapun cakupan wilayah survei seismik yang telah dilakukan merupakan yang terbesar di Indonesia. Elnusa terus berupaya memberikan hasil data terbaik dalam dunia seismik dengan mulai mengembangkan akuisisi data seismik menggunakan teknologi Ocean Bottom Nodes (Nodal) dan Vibro Seismik. Terlebih penemuan cadangan migas akan bergantung atas kualitas data seismik yang dihasilkan,” kata Charles.
Dengan menggunakan Nodal & Vibro Seismik ini tentunya akan mendukung hasil akuisisi data seismik yang lebih kaya, hal ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan gambaran struktur bawah bumi dan karakter reservoir yang detail dan lebih baik.
Baca Juga: SKK Migas dan Imbang Tata Alam Hijaukan Lahan DAS Seluas 592 Hektare di Meranti Riau
Charles menambahkan, Pada 2022, Elnusa telah menyelesaikan tiga proyek survei seismik darat antara lain proyek 2D Vibroseis Sub Vulcanic Jawa, proyek 3D Pulau Panjang & Sungai Buluh Komplek dan proyek 3D Petapahan & 3D Hitam. Sementara itu di multizona Elnusa telah menyelesaikan proyek survei seismik 2D Buton,” tutup Charles.