Suara.com - Kepemilikan Grup Softbank di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih tinggi. Di tengah aksi divestasi portofolio yang dilakukan Grup Softbank secara global, perusahaan investasi yang dipimpin Masayoshi Son itu hanya mendivestasi sekitar 10% dari kepemilikannya pada GOTO, atau kurang dari 1% dari seluruh saham beredar GOTO.
Softbank juga masih tercatat sebagai bagian pemilik saham di atas 5% pada kuartal pertama 2023.
Pada akhir kuartal pertama 2023, kepemilikan saham Grup Softbank di GOTO melalui SVF GT Subco adalah sebanyak 7,79% atau berkurang 0,9% dari seluruh saham beredar GOTO, dibandingkan 8,70% pada akhir tahun 2022.
Kepemilikan sebesar 7,79% itu setara 92,290 miliar saham atau setara sekitar Rp8,7 triliun dengan asumsi harga Rp94 per saham pada penutupan perdagangan Senin (10/4/2023).
Baca Juga: Ratusan Komunitas Driver Gojek Inisiasi Bakti Sosial di Puluhan Kota
Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menilai positif posisi Softbank yang masih dalam porsi kepemilikan besar di GOTO.
”Dengan kepemilikan di GOTO yang masih besar, sebetulnya masih menunjukkan keyakinan atau kepercayaan Softbank terhadap GOTO ke depannya,” ungkapnya ditulis Selasa (11/4/2023).
Secara umum, Valdy menyatakan, keberadaan investor besar, terutama yang memang fokus pada investasi di startup, dapat menjadi salah satu faktor yang menjaga keyakinan pelaku pasar terhadap perusahaan, dalam hal ini GOTO.
Khusus terkait penjualan yang dilakukan Softbank terhadap saham GOTO belakangan ini, Valdy melihat hal ini tidak terlepas dari penguatan harga saham GOTO yang cukup signifikan.
”Ada juga kemungkinan penjualan dilakukan sejalan dengan pergerakan harga saham GOTO yang cenderung menguat sejak akhir Desember 2022 hingga awal Maret 2023 kemarin,” imbuhnya.
Baca Juga: Gojek Swadaya, Cara Gojek Ringankan Beban Operasional Mitra Driver Hingga 15%
Aksi penjualan sebagian portofolio investasi oleh Softbank sebetulnya terjadi serempak di sejumlah perusahaan unggulan. Selain GOTO, penjualan juga dilakukan di perusahaan perangkat lunak untuk seluler berbasis di Swedia, Sinch. Lalu di Uber, Fortress Investment Group, dan juga di perusahaan aggregator asuransi, PolicyBazaar.
Penjualan saham juga dilakukan Softbank atas kepemilikannya di Paytm, Delhivery, dan Alibaba. Terutama terjadi dalam rangka menghadapi penutupan tahun fiskal perusahaan-perusahaan Jepang yang berakhir pada 31 Maret 2023.
“Memang tidak harus selalu seperti itu (lepas kepemilikan saham). Akan tetapi, memang ada kemungkinan aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari aksi strategis terkait kinerja/ laporan keuangan tahun buku 2022,” ucapnya.
Langkah Softbank dalam mengubah komposisi portfolionya merupakan langkah yang wajar. Divestasi saham GoTo oleh Softbank pun diserap oleh investor asing maupun lokal. Saham GoTo tetap menjadi incaran asuransi, dana pensiun, perusahaan serta institusi lain. Hal ini menegaskan tingginya kepercayaan investor akan potensi dan prospek bisnis GoTo.