Tiga Bank di AS Bangkrut, Indonesia Tidak Perlu Panik

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 07 April 2023 | 05:22 WIB
Tiga Bank di AS Bangkrut, Indonesia Tidak Perlu Panik
Ilustrasi bank.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Kebijakan Publik, Bambang Haryo Soekartono menilai pernyataan pejabat dan tokoh publik yang diberitakan akhir akhir ini secara besar besaran di media massa karena kekhawatiran krisis di Amerika Serikat yang cenderung dilebih lebihkan, hal ini bisa menjerumuskan Presiden Jokowi dan seluruh pelaku usaha bahkan seluruh rakyat Indonesia.

Kekhawatiran itu terjadi, setelah tiga Bank di Amerika yakni Sillicon Valley Bank (SVB), Signature Bank dan Silvergate Bank mengalami kebangkrutan yang opininya seakan berakibat krisis di Amerika. Faktanya, kondisi ekonomi di Amerika saat ini tidak dalam keadaan krisis dan bahkan ekonominya cenderung stabil bahkan meningkat dibanding sebelum pandemi covid.

Seharusnya, kata Bambang Haryo yang merupakan Alumni ITS Surabaya, pejabat dan tokoh publik harus dapat memberikan informasi dan pernyataan yang benar dan berdasar yang membangun optimisme daripada pelaku usaha dan seluruh rakyat Indonesia, bukan malah menjerumuskan, sehingga ekonomi di Indonesia dapat kembali menggeliat.

Menurut Anggota DPR-RI periode 2014-2019 ini, berdasarkan data, Silicon Valley Bank (SVB) adalah Bank yg mempunyai urutan 16 terbesar di Amerika, Signature Bank adalah bank yg mempunyai urutan ke-29 dan Silvergate Bank mempunyai urutan ke-113.

Baca Juga: KB Bukopin Optimalkan Sebaran Jaringan Kantor untuk Berikan Layanan Unggulan Terintegrasi

Sehingga kebangkrutan ke-3 bank di Amerika tersebut pengaruhnya sangat kecil dan relatif tidak ada bagi perekonomian di Amerika karena dari data tahun 2022 jumlah keseluruhan bank di Amerika ada sebanyak 4.844 bank yang sebagian besar justru mengalami peningkatan pendapatan di tahun 2022 dibanding tahun 2019 sebelum covid.

Sebagai contoh bank terbesar nomor 1 di Amerika yaitu JP Morgan Chase & Co mempunyai pendapatan tahunan (Annual Revenue) di tahun 2022 sebesar 154,792 Milyar USD yang naik signifikan dari tahun 2019 sebelum covid sebesar 142,515 Milyar USD. Sedangkan Bank pada urutan nomor 2 terbesar di Amerika yaitu Bank of America jumlah pendapatan tahunan (Annual Revenue) juga mengalami kenaikan sebesar 115,053 Milyar USD di tahun 2022 dibanding pendapatan tahunan 2019 sebesar 113,589 Milyar USD.

Kata pemilik sapaan akrab BHS, bahkan pertumbuhan ekonomi di Amerika pun juga mengalami kenaikan signifikan di tahun 2022 sebesar 2,7 % dari tahun 2019 yang hanya sebesar 2,2%.

Apalagi beberapa negara Asean bahkan Eropa pun juga mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan misalnya Vietnam di 2022 sebesar 8,02% naik cukup tinggi dibanding 2019 sebelum covid sebesar 7,02%, Malaysia juga mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di tahun 2022 sebesar 8,7% dari tahun 2019 yang hanya sebesar 4,41%, bahkan pertumbuhan ekonomi Malaysia di tahun 2022 merupakan yang tertinggi selama kurun waktu 22 tahun semenjak tahun 2000.

Filiphina pertumbuhan ekonominya naik pesat di tahun 2022 sebesar 7,6% dari tahun 2019 sebesar 6,12% bahkan negara Eropa seperti Inggris mengalami pertumbuhan ekonomi luar biasa tinggi sebesar 4,1% di tahun 2022 dari tahun 2019 yang hanya sebesar 1,6%.

Baca Juga: Bank BJB Dukung BI Sediakan Uang Rupiah Baru untuk Ramadan dan Idulfitri 2023

Saya sangat mengharapkan kekhawatiran pejabat dan tokoh publik dan yang diberitakan akhir akhir ini di media mainstream tidak perlu diekspos besar-besaran ke masyarakat karena ini tentu akan berdampak terhadap stagnasi dan perlambatan ekonomi akibat pelaku usaha enggan berinvestasi dan bahkan masyarakat enggan berbelanja.

"Dan saya mengapresiasi kebijakan pemerintah Jepang dalam memulihkan kondisi ekonomi mengeluarkan kebijakan mendorong masyarakatnya untuk berbelanja dan berwisata dengan memberikan insentif yang disebut Community Development Certificate untuk masyarakatnya yang mau travelling dan berbelanja guna menumbuhkan ekonomi pasca covid, sehingga ekonomi di Jepang saat ini lebih membaik dibanding tahun 2019 sebelum covid. Dan ini sebetulnya seiring dengan apa yang pernah Presiden Jokowi sampaikan agar masyarakat beramai ramai berbelanja, nonton konser dan berwisata guna menumbuhkan ekonomi pasca covid," tutup BHS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI