Pada kesempatan terpisah, Niko Margaronis, research analyst PT BRI Danareksa Sekuritas, menjabarkan pendapatan Mitratel di tahun 2023 ini berpotensi tumbuh sekitar 11-12%.
"Pasca IPO, Mitratel semakin profesional dan independen. Selain Telkomsel, operator telekomunikasi lainnya, yakni XL, Indosat Hutchison, dan Smartfren melakukan kemitraan bisnis dengan Mitratel. Kepercayaan konsumen semakin tinggi kepada Mitratel sehingga pendapatannya berpeluang tumbuh sekitar 11% hingga 12% di tahun 2023," papar Niko.
Kehadiran MTEL yang kuat yakni 58 % aset menara MTEL terletak di luar Jawa, dibandingkan TOWR dan TBIG masing-masing 39 % dan 41 %, berpotensi membuat MTEL lebih menarik bagi operator telekomunikasi untuk memperluas jaringannya masing-masing.
Dalam kinerja 2022 tercatat pendapatan Mitratel pada tahun 2022 tumbuh 12,5% atau menjadi Rp7,72 triliun dari Rp6,87 triliun di tahun 2021. Pada periode ini, laba bersih Mitratel senilai Rp1,78 triliun atau melonjak sebesar 29,3% dibandingkan Rp 1,38 triliun, sedangkan EBITDA naik sebesar 18,5%, menjadi Rp6,14 triliun dari Rp5,18 triliun.
Hal ini terlihat kinerja Mitratel dan tercatat tumbuh cepat dan kepemilikan Menara terbanyak di atas industri sebanyak 35.418 site dibanding TOWR sebanyak 29.794 site dan jumlah tower TBIG sebanyak 21.758 site.
Niko menyebutkan sejumlah faktor pendorong pertumbuhan bisnis Mitratel, antara lain memperoleh pendapatan dari monetisasi aset yang berasal dari akuisi tower dan fiber optic, serta penyewaan menara kolokasi di luar Pulau Jawa. Niko mencermati alokasi belanja modal Mitratel yang senilai 7 triliun Rupiah itu akan digunakan untuk membiayai rencana bisnis organik. Porsinya sebesar 60% dari jumlah total capex. Kemudian, sekitar 40% dari capex Mitratel ini akan digunakan untuk mendanai akuisi menara telekomunikasi dan fiber optic.
"Dana hasil IPO dan arus kas Mitratel yang sehat akan mendorong kinerja fundamental Mitratel untuk meningkatkan pendapatan dan mengoptimalkan sumber pendapatan baru di tahun ini," kata Niko.
BRI Danareksa Sekuritas menyebutkan skala bisnis dan jumlah tower Mitratel lebih dominan dibandingkan emiten menara telekomunikasi lainnya. Kinerja fundamental Mitratel diyakini pelaku pasar berdampak terhadap harga saham Mitratel.
"Kami memproyeksikan harga saham Mitratel hingga akhir tahun 2023 di rentang Rp930 - Rp950," pungkas Niko.
Baca Juga: Melihat Potensi Perempuan Garap Bisnis UMKM