Beban Pajak Penghasilan – Neto meningkat +0.3% dari -Rp445,5 miliar menjadi -Rp446.9 miliar disebabkan oleh kenaikan Laba Usaha.
Berdasarkan angka keuangan di atas, Laba Tahun Berjalan naik +3.0% dari Rp1.788,5 miliar menjadi Rp1.842,4 miliar pada 2022.
Dari pembelian kembali saham sebesar Rp2,73 triliun dan pembayaran dividen tahun lalu, Perseroan membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp4,5 triliun.
Arus kas yang kuat dihasilkan dari operasi dan upaya yang gigih dari manajemen untuk meningkatkan modal kerja adalah kunci untuk mempertahankan Neraca Keuangan Perseroan yang tangguh.
Dengan Posisi Neraca Keuangan yang kuat dan tanpa utang pada bank, Indocement siap menghadapi tantangan ekonomi yang sedang berlangsung termasuk kelebihan pasokan kapasitas industri semen dan siap berpartisipasi pada peluang yang membawa sinergi baik di masa depan.
Berbeda dengan pertumbuhan tahun 2021 sebesar +2,3%, karena ekonomi mulai pulih dari pandemi, tahun 2022 ditutup dengan volume permintaan semen yang lebih rendah sebesar -3,4%.
Perang Ukraina-Rusia pada awal tahun 2022 telah menyebabkan ketidakpastian lainnya di seluruh dunia sementara masih banyak ekonomi dalam tahap pemulihan dari pandemi.
Perang berdampak besar terhadap harga energi, khususnya pada industri semen adalah harga batu bara.
Pemerintah memperkenalkan skema harga batu bara DMO pada akhir tahun 2021 dan Sebagian besar perusahaan-perusahaan semen baru dapat menggunakan skema harga tersebut terutama pada Semester ke-2 tahun 2022.
Baca Juga: Dirut Semen Gresik Berbagi Pengalaman Kunci Sukses Kepemimpinan dalam Bisnis pada Kuliah Umum ITS
Demikian pula, kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan September 2022 telah mengakibatkan kenaikan biaya distribusi yang signifikan sehingga harga jual produk semen kantong harus dinaikkan kembali, walaupun sebelumnya telah ada beberapa kenaikan di bulan-bulan sebelumnya.