Suara.com - President University (Presuniv) menandatangani Perjanjian Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU) dan sekaligus Perjanjian Kerja Sama dengan PT Nirwana Persada Cipta (NPC).
Dokumen perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Rektor Presuniv Prof. Dr. Chairy dan Direktur NPC Fauzi Iskandar di Laboratorium Teknik Mesin, Jababeka Medical Sciene Center di Jl. Dr. Satrio, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi.
Hadir dalam acara penandatanganan tersebut Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Presuniv Maria Jacinta Arquisola, BA, Ph.D, MHRM, Dekan Fakultas Teknik Dr.-Ing. Erwin P. Sitompul, M.Sc, Kepala Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Dr.Eng. Lydia Anggraini, ST, M.Eng, Direktur Teknik Fabrication Laboratory (Fablab) Nanang Ali Sutisna, M.Eng., beberapa kepala biro, dosen dan staf Presuniv. Sementara, dari perwakilan NPC hadir pula Suharno, selaku Komisaris, Supriyanto sebagai Business Development Manager, dan mitra-mitra bisnis lainnya.
Usai penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama, acara dilanjutkan dengan serah terima Injection Moulding Machine (NPC 160). Fauzi Iskandar dari NPC menyerahkan secara langsung mesin injection moulding tersebut kepada Prof. Chairy, yang mewakili Presuniv.
Dalam sambutannya sebelum serah terima mesin, Prof. Chairy mengungkapkan rasa senangnya bisa berkolaborasi dengan NPC. Apalagi mesin NPC 160 memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya, kapasitas produksinya yang terbilang besar.
“Melalui kolaborasi ini saya optimis akan semakin banyak kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat, yang bisa dilakukan oleh Presuniv, termasuk yang akan kami lakukan secara bersama-sama dengan NPC,” kata Prof. Chairy.
Adanya mesin ini, lanjut Prof. Chairy, juga akan bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi para mahasiswa, khususnya dari Prodi Teknik Mesin, dan secara umum untuk Fakultas Teknik, terutama dalam hal keterampilan injection moulding yang berbasis plastik.
“Kami berharap Injection Moulding Machine (NPC 160) ini dapat digunakan secara produktif baik oleh Presuniv maupun masyarakat. Saya berharap ke depan kami, Presuniv dan NPC, akan bisa melakukan sinergi untuk secara bersama-sama menyusun langkah yang strategis guna mengembangkan moulding competency center yang berbasis plastik.” kata Prof Chairy.
Sementara, Fauzi Iskandar mengungkapkan bahwa kerja sama antara NPC dengan Fakultas Teknik, khususnya Prodi Teknik Mesin, sebetulnya sudah digagas sejak setengah tahun silam.
“Kami di NPC memiliki visi yang sama dengan Presuniv, yakni ingin memberikan pengalaman praktis kepada para mahasiswa sebagai generasi masa depan. Salah satunya adalah dengan memberi pengalaman praktis dalam bidang plastic injection moulding. Keterampilan mengoperasikan mesin semacam ini banyak dibutuhkan oleh kalangan industri,” papar Fauzi.
Fauzi, yang sudah menekuni industri plastik selama sekitar 20 tahun, mengamati bahwa sejauh ini dia belum nelihat adanya lembaga yang bergerak dalam bidang pelatihan plastic injection moulding.
“Itu sebabnya saya bermimpi suatu saat harus ada lembaga yang memberikan pelatihan tersebut. Saya sangat setuju dengan gagasan Prof. Chairy tentang pengembangan moulding competency center yang berbasis plastik. Kami di NPC siap bersinergi dengan Presuniv untuk mewujudkan hal tersebut.” tegas Fauzi.
Kata Lydia Anggraini, hadirnya mesin NPC 160 akan semakin melengkapi berbagai fasilitas yang sudah ada di laboratorium Prodi Teknik Mesin.
“Sebelumnya laboratorium Teknik Mesin sudah memiliki sejumlah perangkat pelatihan. Di antaranya, perangkat digital manufacturing design, material laboratory, termasuk 3D printer. Adanya Injection Moulding Machine (NPC 160) membuat perangkat yang ada di laboratorium Teknik Mesin menjadi semakin lengkap.” kata Lydia.
Lydia juga sangat antusias dengan gagasan pengembangan moulding competency center bersama-sama dengan NPC.
“Dengan adanya moulding competency center, kelak pengguna peralatan Injection Moulding Machine (NPC 160) bukan hanya terbatas pada mahasiswa Presuniv, tetapi bisa juga masyarakat luas, termasuk para pelaku bisnis plastik dan bisnis-bisnis lainnya yang berada di kawasan industri Jababeka dan kawasan-kawasan industri sekitarnya,” ungkap Lydia Anggraini.
Selain untuk pelatihan mahasiswa dan masyarakat, dengan kapasitas produksinya yang lumayan besar, mesin Injection Moulding Machine (NPC 160) bisa dikomersialisasikan.
“Dengan adanya mesin tersebut, kami juga siap mencetak berbagai produk plastik kemasan sesuai dengan permintaan customer,” ungkap Nanang Ali Sutisna, yang juga dosen Prodi Teknik Mesin.
Nanang memaparkan sekilas cara kerja mesin injection moulding. Paparnya, mesin ini membutuhkan bahan baku yang berupa biji plastik. Biji-biji plastik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mesin untuk dipanaskan pada suhu tertentu sampai meleleh.
Setelah meleleh, plastik cair tersebut kemudian diinjeksikan ke dalam mesin cetak (moulding). Plastik cair yang telah dicetak tersebut kemudian akan didiamkan selama beberapa waktu sampai mendingin dan bentuknya tidak berubah. Setelah itu, plastik tersebut dikeluarkan dari mesin cetak dalam bentuk produk jadi.
Injection Moulding Machine (NPC 160) tersebut dapat dioperasikan secara manual, semi-otomatis, dan otomatis. Papar Nanang, selama cetakan dirancang dengan wajar, mesin injeksi dapat bekerja secara otomatis dari injeksi ke pencetakan dan keluar dalam bentuk produk jadi.
Saat ini industri plastik sudah memainkan peranan yang sangat penting dalam baik perekonomian nasional maupun internasional. Industri plastik kini menjadi pendukung utama bagi industri-industri lainnya, seperti industri makanan dan minuman, medis dan farmasi, kosmetik, elektronik, pertanian, otomotif, konstruksi dan masih banyak lagi bidang industri lainnya. Ini menunjukkan kian meluasnya penggunaan plastik untuk berbagai produk industri.
Contohnya, industri otomotif semakin banyak menggunakan plastik untuk berbagai komponennya. Misalnya, banyak bagian interior kendaraan yang kini menggunakan plastik. Plastik juga digunakan untuk mengganti komponen yang terbuat dari baja.
Penggunaan plastik ini dinilai lebih menguntungkan, karena dapat menurun bobot kendaraan dan lebih tahan karat ketimbang baja.
Plastik juga kian banyak digunakan dalam industri elektronika. Semakin banyak produk elektronik, seperti TV, radio, komputer dan berbagai perangkat elektronik lainnya komponennya terbuat dari plastik. Dengan semakin meluasnya industri pengguna, permintaan akan plastik bisa terus berkembang dan meluas. Jadi, plastik tak hanya dijadikan sebagai bahan untuk mengemas produk.
Belakangan seiring dengan berkembangnya penerapan konsep ekonomi sirkular, peran plastik menjadi lebih strategis lagi. Berkat konsep ekonomi sirkular, plastik yang dahulu dianggap sampah yang sulit diurai oleh lingkungan, lewat berbagai skema pengelolaan ternyata mampu memberikan nilai tambah.
Ada empat skema pengelolaan sampah plastik yang saat ini diterapkan dalam konsep ekonomi sirkular, yakni recycle (daur ulang), reuse (penggunaan kembali), redesign (desain ulang) dan jika sudah tak terhindarkan harus dilakukan reduce atau kurangi penggunaannya.
Lewat konsep tersebut, yang intinya mengoptimalkan pemanfaatan plastik dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan, penggunaan plastik bukan hanya dapat meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga menciptakan proses bisnis yang berkelanjutan.