Gaduh Thrifting, Merek Baju Impor yang Masuk Indonesia Bakal Dibatasi

Selasa, 28 Maret 2023 | 11:50 WIB
Gaduh Thrifting, Merek Baju Impor yang Masuk Indonesia Bakal Dibatasi
Pengunjung memadati Pameran Markaz Fest yang menghadirkan "thrift" atau baju bekas di Plasa Simpang Lima, Semarang, Rabu (25/1/2023). [ANTARA/Helena Mutiara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM bakal segera membatasi brand impor masuk ke pasar Indonesia, hal ini demi memperangi impor baju bekas yang kian marak.

Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, bahwa upaya tersebut dilakukan untuk memberikan dukungan terhadap para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berjualan di pasar domestik.

Menteri Teten menuturkan, saat ini para pelaku UMKM dinilai sulit bersaing dengan produk-produk impor, seperti thrifting ilegal, sampai yang legal.

"Kita juga membicarakan pentingnya ada restriksi, atas masuknya produk impor sehingga produk dalam negeri atau UMKM yang memang ada di pasar lokal tidak terganggu dengan adanya produk impor," ujar Menteri Teten dalam konfrensi persny yang dikutip Selasa (28/3/2023).

Baca Juga: Lindungi Petani, Kementan Perketat Pengawasan Peredaran Pupuk dan Pestisida Palsu

Dia menambahkan, pembatasan terkait produk dari brand impor sedang dalam pembahasan.

Sebab, menurutnya, saat ini pasar industri fashion di dalam negeri masih dibanjiri oleh produk impor, bahkan untuk produk impor yang ilegal porsinya 31 persen.

"Ini perlu kita atur, kita jangan biarkan pasar kita begitu mudah dimasuki oleh mereka, tadi saya ibaratkan tentang sawit yang dihambat oleh isu lingkungan, masa kita cukup leluasa memasukan produk impor kesini," ujarnya.

Adapun Kemenkop UKM memilih usulan Restriksi dengan tujuan memberikan pasar dalam negeri kepada pelaku UMKM lokal.

Mengingat, beberapa industri seperti tekstil pakaian jadi, industri alas kaki, industri kulit dan barang kulit, industri furnitur, mengalami permintaan dari pasar ekspor.

Baca Juga: Thrifting Bisa Sebarkan Penyakit, Polri Bergerak Mencegah Lewat Pelabuhan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Bulan Februari 2023 nilai ekspor Indonesia mencapai sekitar 21,4 miliar dolar AS, turun 4,15 persen dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom).

Penurunan nilai ekspor nasional juga sudah terjadi enam bulan berturut-turut sejak September 2022.

Pada periode Januari-Februari 2022, nilai ekspor Indonesia ke AS masih mampu mencapai 4,96 miliar dolar AS. Namun, pada Januari-Februari 2023 nilainya turun -22,15 persen menjadi 3,86 miliar dolar AS.

Dalam periode sama, nilai ekspor nonmigas ke Uni Eropa turun -11,54 persen dari 3,28 miliar dolar AS menjadi 2,90 miliar dolar AS.

Melemahnya permintaan dari pasar ekspor menjadi alarm untuk pemerintah menguatkan pasar dalam negeri, sehingga para pelaku UMKM masih bisa mendapatkan pasar di tengah lesunya perekonomian global.

Dijelaskan Teten, meski semua negara sudah masuk dalam perdagangan bebas tetap ada upaya untuk melakukan restriksi.

"Kepentingan kita melindungi pasar domestik, bagaimana restriksi terhadap produk impor, agar tidak begitu besar masuk, ini yang akan kita bahas berikutnya, karena ini bukan hanya ke Kementerian Perdagangan, tapi ke Kementerian Keuangan, dan lainnya," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI