Bisnis Laundry Kini Bisa Ajukan KUR, Plafonnya Hingga Rp 500 Juta

Jum'at, 24 Maret 2023 | 20:22 WIB
Bisnis Laundry Kini Bisa Ajukan KUR, Plafonnya Hingga Rp 500 Juta
Ilustrasi usaha laundry. (Unsplash.com/ Dan LeFebvre)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usaha laundry salah satu usaha yang berkembang pesat saat ini di Indonesia. Bahkan di saat Pendemi Covid-19 menerpa negeri ini, hampir semua lini usaha bertumbangan namun bisnis laundry justru berjaya. 

Membuka bisnis laundry cukup mudah namun kendala utama terletak pada pembiayaan. Karena permodalan terbatas akhirnya bisnisnya pun tidak bisa kompetitif. Selain itu, pelaku bisnis laundry banyak terkendala dalam hubungan perbankan.   

Memecahkan persoalan klasik itu, PT Triton Internasional dan PT MLC Indonesia bersama dengan PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) program penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). 

Dengan kesepakatan penyaluran KUR melalui BCA, Director PT Triton Internasional, Rizal Matulatan menyatakan, ini kesempatan yang ditunggu-tunggu untuk lebih menghidupkan bisnis laundry. 

"Kita memerlukan program KUR ini supaya tidak membayar lebih mahal lagi. Ini solusi dari distributor ke customer lewat BCA sebagai mitra bisnis," kata Rizal Matulatan di Jakarta, Jumat (24/3/2023).

Jadi, untuk membangun bisnis laundry pelaku bisnis cukup membayar down payment (DP) 40% untuk pengadaan mesin komersial, dan 60% ditanggung KUR yang dicicil 36 bulan dengan bunga 6%. 

Saat ini, papar Rizal Matulatan yang juga founder PT Triton Internasional baru launching atau dieperkenalkan di Jabotabek. "Dalam waktu dekat seluruh Indonesia akan kita cover, dengan syarat semua menggunakan mesin komersial," jelasnya.  

Sementara, Director PT MLC Indonesia, Gerwyn Matulatan, membeberkan pengalamannya bahwa hampir setiap saat berhadapan dengan customer dengan modal terbatas. 

Semangat berbisnis luar biasa tetapi pembiayaan tidak mendukung. Akibatnya, terpaksa memakai mesin rumahan yang tidak kompetitor. Hanya beroperasi dalam jangka pendek mesin rusak tentu butuh ongkos perbaikan lagi.  Sementara itu, kalau memakai mesin komersial, menurut Gerwyn, akan lain ceritanya karena ada garansinya. 

Baca Juga: BCA Tebar Dividen Rp20 Triliun Jelang Lebaran

"Masalahnya, akses ke mesin komersial agak susah bagi yang kemampuan finansialnya terbatas," jelas Gerwyn.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI