Kekuatan E-commerce Indonesia Diprediksi Tembus 89 Miliar Dolar AS di 2026, Hati-hati Rawan Fraud

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 22 Maret 2023 | 08:58 WIB
Kekuatan E-commerce Indonesia Diprediksi Tembus 89 Miliar Dolar AS di 2026, Hati-hati Rawan Fraud
Ilustrasi e-commerce / online shop (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lonjakan perdagangan elektronik atau e-commerce di Indonesia yang dipengaruhi oleh pandemi diperkirakan akan terus berlanjut. Transaksi diprediksi meningkat 128% hingga mencapai $89 miliar dalam nilai transaksi bruto sejak tahun 2023 hingga 2026.

Proyeksi nilai transaksi e-commerce Indonesia pada tahun 2026 juga diperkirakan akan melampaui negara-negara tetangga seperti Vietnam ($33 miliar), Thailand ($26 miliar), dan Filipina ($17 miliar).

Proyeksi yang optimis ini muncul dalam laporan IDC (International Data Corporation) terbaru yang dikeluarkan oleh platform pembayaran 2C2P dan Merchant Risk Council (MRC), asosiasi keanggotaan global untuk para praktisi pembayaran dan pencegahan transaksi penipuan.

Laporan ini juga menyoroti bahwa pesatnya perkembangan lanskap pembayaran berdampak pada peningkatan transaksi penipuan di dunia maya. Indonesia memiliki persentase pengguna internet tertinggi (26%) di Asia Tenggara yang menjadi korban penipuan di tahun 2021.

Baca Juga: BTN Ganti Dana Jika Nasabah Tidak Terlibat Fraud

Berdasarkan data Bareskrim Polri, penipuan online menempati posisi kedua sepanjang Januari-September 2020 yang berkontribusi lebih dari seperempat kasus kejahatan siber pada periode tersebut.

Dengan pertumbuhan belanja online, dompet seluler memainkan peran penting dalam memfasilitasi transaksi online. Menurut IDC InfoBrief, "Cara Asia Tenggara Bertransaksi di Tahun 2022: Peluang, Konektivitas, dan Risiko Baru", tercatat lebih dari satu juta pengguna baru dari dompet seluler setiap bulannya di Indonesia, di mana hal ini menunjukkan adanya tingkat pertumbuhan yang signifikan di pasar Asia Tenggara.

“Dengan jumlah penduduk yang besar dan dan berkembang pesatnya transaksi online, Indonesia telah muncul sebagai pusat pertumbuhan ekonomi digital. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di pasar e-commerce Indonesia, bisnis online harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan perilaku konsumen sekaligus memproteksi diri mereka dan pelanggan mereka dari ancaman kejahatan dunia maya yang terus meningkat. InfoBrief IDC yang telah dirilis antara lain menyoroti bagaimana cara mencegah adanya transaksi penipuan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di Indonesia,” kata Julie Fergerson, CEO MRC.

Dengan adanya proyeksi ini, 2C2P Indonesia mengambil sikap untuk terus memperkuat komitmen guna melindungi merchant dan juga konsumen. Hal ini sejalan dengan strategi perusahaan dengan memperkuat tim kepemimpinan di Indonesia untuk memperluas dan melokalkan kapabilitas penjualan, produk, dan jaringan di seluruh Nusantara.

“Seiring dengan pertumbuhan e-commerce dan metode pembayaran yang beragam, kami perlu terus menyempurnakan langkah-langkah pencegahan dan mengimplementasikan pembaruan secara berkala untuk memitigasi ancaman terbaru guna melindungi merchant dan konsumen. 2C2P berada di posisi yang tepat untuk memperluas lanskap pembayaran digital Indonesia dan mendukung bisnis-bisnis papan atas yang memiliki rencana memperluas pasar konsumen secara global dan membantu perusahaan tersebut untuk menyediakan solusi pembayaran mereka lebih cepat dari sebelumnya pasca pandemi," ujar Adi Nugroho, Country Head 2C2P Indonesia.

Baca Juga: Bantu Institusi Cegah Penipuan, Paques Luncurkan Fraud Detection System

Sorotan Utama:

  • Sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara yang terus mengalami pertumbuhan pesat dalam layanan digital, Indonesia menjadi pasar terpenting untuk perdagangan digital di kawasan Asia Tenggara.
  • Jumlah pengguna dompet seluler, layanan Beli Sekarang Bayar Nanti (Buy Now Pay Later/BNPL), dan pembayaran dalam negeri, akan mengalami perkembangan yang pesat, dimana Indonesia muncul sebagai pemimpin di tingkat Asia Tenggara.
  • Pertumbuhan kartu kredit tetap stagnan, sementara penggunaan cash on delivery menurun seiring dengan munculnya beragam opsi pembayaran digital yang baru.
  • Pada tahun 2026, tingkat penetrasi dompet seluler di Indonesia sebesar 76% dengan 116,8 juta pengguna baru dompet seluler, yang menjadikan jumlah tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
  • Layanan Beli Sekarang Bayar Nanti menambahkan satu juta pengguna baru di Indonesia setiap 3 bulan di tahun 2021, dengan tingkat belanja untuk e-commerce meningkat menjadi $7,3 miliar di tahun 2026.
  • Di pasar seperti Indonesia yang pengguna baru layanan digitalnya terus berkembang, tingkat keberhasilan transaksi penipuan dapat menjadi lebih tinggi karena ketidaktahuan konsumen tentang proses keamanan transaksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI