Menariknya, berkurangnya insentif tetap tak mengurangi transaksi konsumen di ekosistem digital terbesar di Indonesia ini. Sepanjang tahun 2022, jumlah pelanggan loyal segmen On-Demand Services dan E-Commerce GoTo berhasil tumbuh 19% dibandingkan tahun sebelumnya.
Gross Transaction Value (GTV) pelanggan Grup GoTo pada tahun lalu tumbuh 33% menjadi Rp613 triliun dibandingkan Rp462 triliun pada tahun 2021. Dampaknya, take rate tahun 2022 pada segmen bisnis On Demand Services dan E-Commerce tumbuh masing-masing 234 bps dan 32 bps dibandingkan tahun sebelumnya.
“Saat ini fokus kami adalah membangun infrastruktur layanan yang akan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang. Hal ini menegaskan bahwa kami berada dijalur yang tepat untuk mencatat nilai EBITDA positif yang disesuaikan pada kuartal keempat tahun 2023,” jelas Andre Soelistyo, Direktur Utama Grup GoTo.
Langkah lanjutan yang telah dan akan dilakukan GoTo pada tahun ini juga diproyeksikan akan semakin mendorong efisiensi pada level yang optimal untuk mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. Misalnya perkiraan pengurangan cash burn tahunan sebesar 60-65% di tahun 2023.
Andrew Sebastian Susilo, analis MNC Sekuritas dalam risetnya pada 16 Maret 2023 memproyeksikan langkah restrukturisasi karyawan yang dilakukan pada akhir tahun 2022 dan awal Maret 2023 ini akan berdampak signifikan terhadap arus kas perseroan. Beban karyawan tahun ini dan ke depan diperkirakan bisa berkurang lebih dari Rp 1,1 triliun per tahun.
“Perhatikan bahwa ini tidak termasuk pesangon, yang dapat menyebabkan hasil menjadi lebih konservatif, namun tetap memiliki dampak yang cukup besar terhadap arus kas operasi perusahaan ke depan,” tulis Andrew dalam risetnya.