Suara.com - Gas bumi memiliki peran strategis di era transisi energi sebelum sepenuhnya beralih ke energi terbarukan pada tahun 2060 mendatang. Gas bumi sebagai sumber energi fosil relatif lebih bersih dibandingkan dengan minyak bumi dan batubara. Selain itu, cadangan gas bumi masih cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik dalam jangka panjang.
Demikian benang merah yang mengemuka dalam webinar bertajuk “Gas Bumi Menjadi Andalan Transisi Energi” yang digelar Komunitas Bincang Energi Update (BEU) di Jakarta.
Hadir sebagai narasumber Koordinator Kelompok Kerja Penyiapan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Rizal Fajar Muttaqin, Tenaga Ahli Lingkungan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Mohammad Kemal Rohali, Vice President Upstream Business Portofolio Performance Management PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Akbar, serta Komaidi Notonegoro Direktur Eksekutif ReforMiner Institute.
Menurut Rizal, sesuai arahan dari Bapak Presiden maka gas bumi dijadikan sebagai jembatan untuk transisi energi sebelum Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Produksi minyak bumi yang terus menurun, sementara konsumsi terus meningkat berdampak pada peningkatan impor dan deficit neraca perdagangan.
Menurut dia, pemanfaatan sumber energi alternatif dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan dan impor bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah (crude oil). Karena itu, Kementerian ESDM akan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik. Ini telah terbukti dengan semakin meningkatnya prosentasi pemanfaatan gas untuk domestik.
“Total realisasi penyaluran gas bumi sampai bulan Desember 2022 mencapai 5.474,42 BBTUD, dimana 67,27 persen dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Sementara, ekspor LNG sebesar 21,76 persen” ungkap Rizal.
Guna memenuhi kebutuhan gas domestik, demikian Rizal, maka kontrak-kontrak ekspor LNG jangka panjang yang saat ini masih berjalan untuk beberapa pembeli di luar negeri akan dihentikan bila kontraknya telah berakhir.
Terkait kepastian keamanan pasokan gas bumi untuk kebutuhan domestik Rizal memastikan cadangan terbukti (proven reserve) gas bumi Indonesia saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 15 tahun ke depan atau sebesar 36 trillion cubic feet (TCF). Cadangan tersebut belum termasuk cadangan terkira (probable reserve) serta cadangan terduga (possible reserve).
Menurut Mohammad Kemal, Pilihan pada gas bumi juga karena sifatnya yang relatif lebih ramah lingkungan dibandingkan energi fosil lainnya seperti minyak bumi dan batubara. Emisi CO2 yang dihasilkan gas bumi jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan emisi CO2 energi fosil lainnya seperti diesel dan coal.
Baca Juga: Sleman dan Yogyakarta Tersambung Jaringan Gas Bumi PGN Sepanjang 75,26 kilometer
“Sebagai perbandingan, jika gas bumi menghasilkan emisi CO2 1 kali maka, minyak bumi menghasilkan emisi CO2 1,4 kali dan batubara menghasilkan emisi CO2 sebesar 1,7 kali lebih banyak dibandingkan gas”, terang Kemal.