Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI kembali mencatat surplus sebesar US$5,48 miliar pada Februari 2023.
Neraca perdagangan kembali surplus untuk ke-34 kalinya dikarenakan kinerja ekspor yang lebih baik dibandingkan impor.
"Jadi neraca perdagangan Indonesia sampai Februari 2023 telah membukukan surplus selama 34 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 dan masih dalam tren yang meningkat," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).
Secara rinci nilai ekspor Indonesia Februari 2023 mencapai US$21,40 miliar atau turun 4,15 persen dibanding ekspor Januari 2023. Dibanding Februari 2022 nilai ekspor naik sebesar 4,51 persen.
Baca Juga: Tiga Negara Jadi Penyumbang Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
Ekspor nonmigas Februari 2023 mencapai US$20,21 miliar, turun 3,00 persen dibanding Januari 2023, sementara itu naik 3,76 persen jika dibanding ekspor nonmigas Februari 2022.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2023 mencapai US$43,72 miliar atau naik 10,28 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$41,05 miliar atau naik 8,73 persen.
Sementara nilai impor Indonesia Februari 2023 mencapai US$15,92 miliar, turun 13,68 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 4,32 persen dibandingkan Februari 2022.
Secara rinci impor migas Februari 2023 senilai US$2,41 miliar, turun 17,19 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 17,08 persen dibandingkan Febuari 2022. Impor nonmigas Februari 2023 senilai US$13,51 miliar, turun 13,03 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 1,63 persen dibandingkan Februari 2022.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2023 dibandingkan Januari 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$355,4 juta (15,22 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah bijih logam, terak, dan abu US$111,1 juta (249,87 persen).
Baca Juga: 'Dipikir Saya Gak Tahu!' Jokowi Singgung Ada yang Coba Ganti Kulit Tapi Barangnya Tetap Impor
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2023 adalah Tiongkok US$9,36 miliar (32,22 persen), Jepang US$2,77 miliar (9,53 persen), dan Thailand US$1,79 miliar (6,17 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$4,99 miliar (17,17 persen) dan Uni Eropa US$2,01 miliar (6,91 persen).