Suara.com - Kabar Silicon Valley Bank (SVB) yang dinyatakan sebagai bank gagal pada akhir pekan lalu membuat banyak pihak terkejut.
Tak terkecuali bagi karyawannya sendiri. Salah satu karyawan SVB bahkan mengatakan langkah yang telah ditempuh CEO mereka yakni Greg Becker sebagai sebuah tindakan yang bodoh.
Dia bilang langkah Becker yang secara terbuka mengakui sejauh mana masalah keuangan bank dinilainya sebagai langkah yang tak masuk akal. Hal itu disampaikan sebelum secara pribadi ia mengatur dukungan keuangan yang diperlukan untuk keluar dari badai.
"Itu benar-benar bodoh," kata karyawan yang bekerja di sisi manajemen aset Silicon Valley Bank yang dikutip dari CNN, Selasa (14/3/2023).
Baca Juga: Heboh SVB Bangkrut, IHSG Tersengat Anjlok 1,54 Persen Siang Ini
"Mereka sangat transparan. Ini kebalikan dari apa yang biasanya Anda lihat dalam sebuah skandal. Tapi transparansi dan kejujuran mereka berhasil," sambungnya.
Becker dan timnya mengungkapkan pada Rabu malam sebuah harapan namun tidak ada komitmen pasti untuk meningkatkan modal sebesar US$ 2,25 miliar. Serta, penjualan aset sebesar US$ 21 miliar memicu kerugian sebesar US$ 1,8 miliar.
Berita itu memicu gelombang ketakutan di Silicon Valley. Banyak dari mereka panik dan menarik US$ 42 miliar pada Kamis lalu ketika saham Silicon Valley Bank anjlok 60%.
Menjelang penutupan bisnis, Silicon Valley Bank memiliki saldo kas negatif sekitar US$ 958 juta.
"Orang-orang terkejut betapa bodohnya CEO itu," kata orang dalam Silicon Valley Bank.
Baca Juga: Bangkrut, Pegawai Silicon Valley Bank Tetap Dapat Bonus
"Anda menjalankan bisnis selama 40 tahun dan Anda memberi tahu saya bahwa Anda tidak dapat mengumpulkan US$ 2 miliar secara pribadi?" katanya.
Silicon Valley Bank tidak memberikan tanggapan. Namun, Becker dilaporkan telah meminta maaf kepada karyawan tentang situasi tersebut.
"Dengan sangat berat hati saya di sini untuk menyampaikan pesan ini. Saya tidak bisa membayangkan apa yang ada di kepala Anda dan bertanya-tanya, Anda tahu, tentang pekerjaan Anda, masa depan Anda," ujar Becker.