Suara.com - Panen raya dilakukan di berbagai tempat, tak terkecuali di kawasan food estate, Kalimantan Tengah (Kalteng), tepatnya di Blok A5 Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka panen raya serempak 1 juta hektare, Kementerian Pertanian (Kementan). Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, food estate Kalteng merupakan salah satu Program Strategis Nasional 2020-2024 guna membangun lumbung pangan nasional.
“Sesuai arahan dan harapan dari presiden, agar Food Estate di Kalimantan Tengah betul-betul menjadi percontohan, bisa menjadi role model yang ada di Indonesia dalam pengembangan ketahanan pangan kita,” ujar Mentan SYL, Jumat (10/3/2023).
Keberadaan food estate di Bumi Tambun Bungai sebagai percontohan, tentu dibutuhkan kerja keras dan kerja sama serta dukungan semua pihak. Upaya ini dapat menciptakan lapangan kerja di pedesaan, pemberian perlindungan sosial, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Didampingi Menteri Pertanian, Presiden Jokowi Lakukan Panen Raya di Kebumen
“Kita yakin kalau kita kompak seperti yang kita lihat ini, kita akan dapat produktivitas yang kita harapkan, esok akan menjadi kebanggaan kita sama-sama,” imbuhnya.
Pengembangan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah ini dilakukan dengan pengembangan budi daya padi melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan secara bertahap seluas 30.000 hektare pada 2020, 30.778 ha (2021), dan 1.677 ha (2022), atau total luasan 62.455 ha.
"Hasil ubinan panen hari ini di blok A5 Dadahup mencapai 5,24 ton/ha GKP, atau produktivitasnya mencapi 4,49 ton /ha GKG," sebut Mentan SYL.
Pengembangan kawasan food estate Kalteng dilakukan dengan teknologi optimalisasi lahan rawa secara intensif guna meningkatkan produksi dan indeks pertanaman (IP).
Selain itu, kegiatan di food estate melalui pengembangan budidaya multikomoditas, pengembangan mekanisasi, hilirisasi dan penguatan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.
Baca Juga: Usai Panen Bersama Presiden, Mentan SYL Canangkan Percepatan Tanam
"Pengembangan pertanian dilakukan melalui teknologi modern yang sudah ada. Kawasan pengembangan food estate akan dibangun model bisnis korporasi," jelas Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menerangkan, di kawasan food estate tersebut bisa mencapai hingga 6,4 ton per hektarenya.
“Ada beberapa testimoni dari beberapa petani, provitas hasil panen di lokasi panen sekarang itu antara 5,6 ton sampai 6,4 ton per ha, dari rata-rata 3 ton per ha,” ujar Ali Jamil.
Dia menjelaskan, mengelola lahan rawa di kawasan food estate Kalteng tidak sama seperti mengelola lahan biasa di Jawa. Karena dibutuhkan upaya lebih, kerja keras dan berbagai persiapan yang harus dilakukan, mulai dari tata kelola air, penyiapan infrastruktur lainnya hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
"Proses panjang mulai berbuah hasil, pengelolaan lahan rawa tidaklah mudah, tapi semangat dan kerja keras petani dan seluruh pihak menjadikan lahan ini menjadi produktif," ungkapnya.
Menurutnya, kawasan food estate Kalteng merupakan investasi masa depan untuk menjamin ketersedian pangan nasional secara berkelanjutan.
"Food estate ini harus kita kawal dan kita jaga, agar petani sejahtera, dan pangan pun tetap terjaga dengan baik," tukas Ali Jamil.
Sementara itu, Direktur Perlindungan dan Penyediaan Lahan Ditjen PSP, Baginda Siagian menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah daerah dan lembaga lainnya yang kompak dalam pengembangan food estate.
"Kita telah berjuang bersama-sama dalam pengembangan food estate ini. Semua permasalahan baik itu pengelolaan air, pupuk, alsintan dan lain-lain dapat kita atasi bersama-sama. Walau memang masih banyak tantangannya, tapi yakinlah bila semua bisa diatasi, maka Kapuas akan bisa jadi lumbung pangan Kalteng, bahkan Indonesia serta dunia," kata Baginda.
Bupati Kapuas, Ben Brahim S Bahat menegaskan bahwa program Food Estate di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kapuas berjalan dengan sukses dan berhasil. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya panen padi di A5 Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas.
Rasa bangga dan gembira pun disampaikan Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat saat panen tersebut, mengingat daerah A5 Desa Bentuk Jaya ini sebelumnya sering banjir sehingga mengakibatkan gagal panen diwaktu-waktu sebelumnya.
“Ini sesuatu yang menggembirakan bagi kita, bahkan saya terkejut hasil panennya bisa mencapai 5,2 ton per ha, biasanya hanya 1-2 ton per hektar,” ucap Bupati Kapuas dua periode itu.
Ia yakin, ke depan hasil panen ini atau produktivitas padi di wilayah Dadahup akan semakin meningkat, seiring dengan pengaturan tata Kelola air yang semakin baik.
“Seluruh Kementerian terkait telah bekerja sama untuk melaksanakan apa yang menjadi program pemerintah untuk ketahanan pangan nasional. Bila saat ini kita penyuplai pangan 51 persen untuk Kalimantan Tengah, kita harapkan wilayah kita dapat menjadi lumbung padi dunia untuk kedepannya. Saya yakin dan percaya dengan kebersamaan kita pasti bisa,” tutur Ben Brahim.
Sementara itu, anggota DPR RI, Ary Egahni Ben Bahat menegaskan, dirinya mewakili Komisi IV akan memberikan kesaksian bahwa program food estate berhasil. Bahkan dia meyakini Kalimantan Tengah bisa menjadi penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) kelak.
"Kita harus gelorakan rasa bersyukur kita Presiden Jokowi menetapkan Kalimantan Tengah sebagai lumbung pangan Indonesia. Saya sangat berterima kasih kepada seluruh petani yang telah berusaha mewujudkannya," kata Ary Egahni.
Dia menambahkan, walau masih banyak yang pesimis dengan IKN, dirinya meyakini dengan adanya Kapuas dan Kalimantan Tengah sebagai lumbung pangan, akan meningkatkan kepercayaan diri bahwa IKN akan terwujud.
"Kita harus optimistis, karena terbukti sudah ada 1600 pekerja dalam pembangunan infrastruktur di IKN. Saya percaya Kalimantan Tengah akan bisa menjadi penyangga pangan IKN, Indonesia bahkan dunia," pungkasnya.