Survei Industri Keamanan: Masyarakat Harap Bisa Akses Verifikasi SIM Hingga Tanda Pengenal Pribadi di Smartphone

Kamis, 02 Maret 2023 | 13:34 WIB
Survei Industri Keamanan: Masyarakat Harap Bisa Akses Verifikasi SIM Hingga Tanda Pengenal Pribadi di Smartphone
Ilustrasi keamanan identitas. (Dok: HID)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masuk 2023, HDI Global, perusahaan yang bergerak dalam solusi identitas dan keamanan mengumumkan Laporan Industri Keamanan dan Identitas 2023. Pemetaan ini diharapkan dapat membantu HDI menyediakan pemahaman yang lebih akan kebutuhan pelanggan.

“Laporan Industri Keamanan dan Identitas 2023 memberikan pemetaan tren dinamika industri terkait, sehingga diharapkan dapat membantu menyediakan pemahaman yang lebih pada kebutuhan pelanggan, termasuk berbagai tantangannya. Kami yakin, laporan ini akan membantu rekan dan partner dalam bidang keamanan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk beradaptasi dan menggunakan kesempatan yang ada dengan solusi-solusi yang inovatif," ujar Head of Sales, Extended Access Technolgies HID Asia Pasifik Rocky Chow.

Salah satu poin dalam Laporan Industri Keamanan dan Identitas 2023 disebutkan, para pengguna smartphone berharap semakin banyak penerapan mobile access. Misalnya, memungkinkan pengguna menggunakan fitur smartphone sebagai kunci, sebagai kartu identitas dan dokumen digital, langsung di aplikasi dompet digital.

Hal ini juga dapat meliputi, antara lain pada surat ijin mengemudi (SIM) di beberapa negara, informasi vaksinasi Covid-19 yang dapat diverifikasi, tanda pengenal karyawan, tanda pengenal mahasiswa, dan kunci kamar hotel.

Baca Juga: Luno Indonesia Luncurkan Fitur Multi Buy, Mudahkan Pelanggan dalam Membeli Berbagai Aset Kripto

Selain itu ada 4 poin lain yang mengemuka dalam Laporan Industri Keamanan dan Identitas 2023, yaitu:

1. Hampir 90% responden menganggap program keberlanjutan menjadi isu penting
End users semakin menuntut penyedia jasa untuk semakin transparan dalam hal operasional, sumber daya produk dan pelaksanaan R&D (research & development) mereka. Sebanyak 87% responden menyatakan faktor keberlanjutan dinilai sebagai "penting hingga sangat penting."

Demi mendukung permintaan yang terus meningkat ini, maka para praktisi keamanan semakin banyak memanfaatkan cloud dan Internet of Things untuk mengoptimalkan proses dan mengurangi sumber daya mereka. Selain itu, produk dan solusi baru dikembangkan secara strategis untuk mengatasi penggunaan energi berlebih, mengurangi limbah, dan mengoptimalkan sumber daya.

2. Kebanyakan organisasi masih perlu pemahaman lebih lanjut soal identitas "as-a-service" (IDaaS) untuk mendukung model kerja hybrid
Mayoritas responden, yaitu 81%, menyatakan bahwa mereka menawarkan opsi model kerja hybrid. Contohnya, 67% responden mengatakan bahwa multifactor authentication dan passwordless authentication merupakan hal yang paling penting untuk beradaptasi dengan model kerja hybrid dan remote work, sedangkan 48% responden mengacu pada pentingnya identitas yang bersifat digital dan mobile.

3. Hampir 60% responden merasakan manfaat dari contactless biometrics
Teknologi biometrik merupakan terobosan besar dari kontrol akses konvensional. Pengembangan biometrik sebagai faktor otentikasi tambahan (seperti pemindai biometrik untuk memverifikasi identitas fisik seseorang) dapat membantu organisasi mengeliminasi akses yang tidak sah atau penipuan. Pentingnya tren ini tercermin dalam data survei yang menunjukkan bahwa 59% responden saat ini sedang menggunakan, merencanakan, mengimplementasikan, atau setidaknya sedang mencoba teknologi biometrik dalam waktu dekat.

Baca Juga: Tingkatkan Kenyamanan Pelanggan, Mazda Indonesia Resmikan Kantor Pusat Dengan Gaya Minimalis Jepang

4. Walau rantai pasokan masih menjadi kekhawatiran industri, namun optimisme mulai muncul
Menurut survei, 74% responden mengatakan bahwa mereka terkena dampak masalah rantai pasokan pada 2022. Untungnya, 50% responden merasa optimis bahwa kondisi mereka akan membaik pada 2023. Perusahaan properti komersial merasakan dampaknya paling besar, dimana sebanyak 78% responden menyebut masalah ini sebagai kekhawatiran utama mereka.

Hasil survei didapat dengan mengumpulkan pendapat dan masukan dari 2.700 mitra, end users (pengguna), serta staf keamanan dan IT dari berbagai jabatan dan kelompok organisasi yang mewakili lebih dari 11 sektor industri.

Masyarakat menggunakan produk dan layanan HID untuk menjalani kehidupan sehari-hari, yang memungkinkan pengguna bertransaksi dengan aman, bekerja dengan produktif, dan bepergian dengan bebas. Adapun mitra HID antara lain, pemerintah, lembaga pendidikan, rumah sakit, dan lembaga keuangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI