Suara.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Energi Primer Indonesia (EPI) mengupayakan ketersedian pasokan batu bara untuk pembangkit listrik bisa selalu terjaga.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, kekinian pasokan batu bara masih terbilang dalam batas aman. Tercatat, pasokan batu bara berada di level 22 sampai 26 hari operasi (HOP) per Februari 2023.
"Jadi, ini capaian HOP terbaik sepanjang sejarah PLN," ujarnya dalam media briefing di Jakarta yang dikutip, Rabu (1/3/2023).
Lebih lanjut, Iwan memaparkan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) non mulut memiliki pasokan batu bara pada level 20—25 hari operasi. Sedangkan, untuk PLTU mulut tambang memiliki pasokan batu bara di level 15 hari operasi.
Baca Juga: Harga Batu Bara Merana, Adaro Harap Bisa Jual 62 Juta Ton Tahun Ini
Menurut dia, masih amannya pasokan batu bara ini terdorong dari kebijakan domestic market obligation (DMO) Kementerian ESDM. Dengan kebijakan itu, suplai batu bara untuk pembangkit listrik selalu ada.
Selain itu, Iwan menyebut, perseroan tidak terdampak langsung tren fluktuasi harga batu bara. Pasalnya, perusahaan perseroan memiliki kontrak jangka panjang dengan para pemasok batu bara.
"Jadi, kami tidak terpapar secara langsung oleh fluktuasi harga batubara yang ada di pasar global,” ujar dia.
Untuk diketahui, PLN EPI muncul sebagai rebranding dari PT PLN Batubara yang tugasnya untuk mengkonsolidasikan pengelolaan energi primer di dalam negeri. Bisnisnya tidak hanya mengembangkan usaha batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik, tetapi juga energi primer lainnya mulai dari gas bumi dan BBM, hingga pengembangan biomassa.
Kekinian, PLN EPI memiliki skala bisnis yang besar karena perusahaan tersebut menyuplai batubara untuk pembangkit listrik dengan total kapasitas 44 gigawatt (GW). Angka ini terdiri dari 23 GW pembangkit listrik milik PT PLN Indonesia Power dan 21 GW pembangkit listrik milik PT PLN Nusantara Power.
Baca Juga: DPR Apresiasi PLN Atasi Oversupply Melalui Optimasi Kontrak IPP Hingga Rp 47 Triliun
"PLN EPI bakal menjadi penyedia energi terbesar di Indonesia, bahkan juga di Asia Tenggara," pungkas Iwan.