Modal Usaha 'Cuma' Ponsel dan Internet, Jadi Sumber Penghidupan Banyak Orang

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 28 Februari 2023 | 17:15 WIB
Modal Usaha 'Cuma' Ponsel dan Internet, Jadi Sumber Penghidupan Banyak Orang
Kru ShabbyChic mempersiapkan pesanan dari luar kota [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usaha itu yang penting berani memulai.

Begitulah kata Rauhanda, sosok yang merintis usaha jual beli meubel online sejak tahun 2017 silam. Kala itu, ia mengaku hanya modal nekat.

“Saya dan istri tidak punya toko. Kita hanya modal bikin akun Instagram. Kemudian, kita mendatangi para pembuat meubel-meubel itu. Kita foto barangnya kemudian kita post di Instagram,” kata Rauh saat ditemui Suara.com di rumahnya pada Senin (27/2/2023) lalu.

“Modal kami benar-benar Rp0,” lanjut dia, sembari menunjukkan angka menyerupai nol menggunakan jari-jarinya.

Baca Juga: Sore ini ! Link Live Streaming Rans Nusantara vs Persebaya BRI Liga 1 Pekan ke 27

Lima tahun menjalankan usahanya, Rauh mengaku sama sekali belum pernah mendapatkan dukungan modal dari bank ataupun pemerintah. Hal ini tidak lepas dari kekahwatirannya terkait syarat untuk mengajukan kredit usaha.

“Pernah mau mengajukan. Tapi bingung, takut juga syaratnya susah,” lanjut Rauh, sembari sesekali memperlihatkan bisnis yang ia jalankan melalui ponselnya tersebut.

Usaha Rauh terbilang sangat simpel, benar-benar hanya bermodal ponsel. Dengan memanfaatkan teknologi, yakni ponsel pintar dan internet, ia berhasil membangun bisnis dengan omzet mencapai ratusan juta dalam sebulan.

Usaha yang ia namai Shabby Chic itu tidak hanya menghidupi keluarganya. Melainkan juga jadi sumber penghidupan bagi belasan tukang kayu yang tergabung di tiga pembuat perlengkapan rumah tangga di Bantul.

Konsep bisnis Shabby Chic sedikit berbeda dengan kebanyakan toko meubel. Rauh hanya berperan sebagai pihak ketiga yang menjual perabotan rumah tangga atau meubel yang dibuat oleh masing-masing kriya.

Baca Juga: Hidupkan Klaster UMKM Jumputan Palembang Dengan Digitalisasi

Selain itu, ia juga menerima pesanan atau PO. Dengan konsep ini, ia bisa menghindari rugi sekaligus memberi tambahan pendapatan bagi para pengrajin kayu.

Meubel buatan para tukang itu nantinya dipotret oleh Rauh untuk selanjutnya ia jual melalui media sosial dan marketplace Shabby Chic.

“Tukang (yang menjalin kerja sama) kami itu ada di empat lokasi. Dua khusus membuat sofa, dan yang lainnya bikin lemari, cermin dan lain-lain sesuai pesanan,” ujar pria yang menjalankan bisnisnya dari Kasihan, Bantul tersebut.

Hanya dengan modal internet dan ponsel mungilnya, Rauh berhasil memberikan penghidupan untuk para tukang.

Hal ini tidak lepas dari omzet Shabby Chic yang berkisar jutaan hingga puluhan juta dalam sebulan.

Kru ShabbyChic mempersiapkan pesanan dari luar kota [Ist]
Kru ShabbyChic mempersiapkan pesanan dari luar kota [Ist]

Masa Sulit

Tidak ada usaha yang mulus, hal ini disadari benar oleh Rauh. Pada awal berdirinya usaha, ia harus sabar menghadapi berbagai komplain dari pembeli. Namun, puncak masa sulitnya terjadi belum lama ini, tepatnya pertengahan tahun 2022 lalu.

“Akun instagram bisnis saya di-hack orang tidak bertanggung jawab. Padahal itu akun yang saya buat sejak awal sampai punya puluhan ribu followers,” ucap dia.

Kehilangan akun tersebut jadi pukulan terberat dalam perjalanan bisnisnya. Ia bahkan sempat terpikir untuk berhenti dan tidak lagi melanjutkan usaha.

Namun, berkat dukungan keluarga dan kemauan kuat yang ia miliki, Rauh memutuskan untuk kembali merintis usahanya dari awal lagi.

“Ya bikin akun lagi. Langganan yang dulu beberapa kita kasih tahu. Alhamdulillah perlahan bisa bangkit meskipun belum seramai dulu,” ujarnya.

Dalam menjalankan aksinya, penjahat siber yang menyasar akun milik rauh beraksi dengan mengirimkan sebuah link melalui Whatsapp. Saat di-klik, semua akun Shabby Chic dalam kendali hacker.

“Yah, cobaan, mas,” lanjut Rauh.

Seperti kebanyakan perintis bisnis lainnya, ia juga berharap bisa mendapatkan dukungan dari pemerintah baik melalui suntikan modal maupun event-event yang mengangkat pelaku usaha lokal seperti dirinya.

“Pemerintah atau bank, seperti BRI itu kalau bisa bikin event UMKM gratis untuk pelaku usaha mikro. Karena selama ini, tiap kali mau ikut event swasta selalui dimintai uang yang lumayan,” ujar pengusaha yang aktif melalui Instagram ShabbyChic_Jogjakarta itu.

COVID-19 Membawa Berkah

Wabah virus corona yang melanda dunia pada awal tahun 2020 silam jadi pukulan telak bagi sebagian besar pelaku usaha, termasuk di Indonesia.

Uniknya, hal ini tidak terjadi pada Rauh. Ia justru mengaku omzetnya naik hingga tembus Rp100 juta sebulan.

"Omzet terbesar itu waktu tahun 2020, tembus seratus juta," kata dia.

Hal ini diperkirakan karena meningkatnya aktivitas daring lantaran pembatasan aktivitas di luar rumah. Dampaknya, pemesanan secara online meningkat drastis.

"Ya agak lucu kalau diingat. Karena saat itu kan banyak yang terpaksa gulung tikar karena wabah. Tapi, Alhamdulillah order kami malah meningkat," kata dia.

Menurut Rauh, jika setiap momen disikapi dengan tenang dan optimis bersama etos kerja yang kuat. Maka, bukan tidak mungkin situasi yang sulit justru malah menguntungkan.

Seperti wabah COVID-19 yang terjadi beberapa tahun kemarin. Rauh mengakui, semua momen harus bisa dilihat tiap peluangnya. Ia membuktikan, usahanya justru untung dua kali lipat saat COVID-19 dibandingkan sebelum wabah.

Menjalankan usaha dari nol memang sulit. Tidak ada yang mudah, namun bisnis yang paling sulit sekalipun pasti akan menjadi tumpuan sukses bagi para pelaku usaha.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI