Suara.com - Bank BJB berhasil meraih laba sebelum pajak sebesar Rp 2,8 triliun di tahun 2022. Laba ini diikuti dengan kinerja rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) yang sebesar 1,13%.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menjelaskan, kinerja solid itu terdorong dari efisiensi pengelolaan likuiditas sehingga tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali.
"Kami lakukan berbagai terobosan, sebagaiperwujudan komitmen kami untuk senantiasa memperbaiki kualitas dan kinerja untuk mememperkuat eksistensi kami di dunia perbankan," ujar Yuddy dalam Konferensi pers Analyst Meeting bank BJB Full Year Tahun 2022, Senin (27/2/2023).
Meski ekonomi pada tahun ini tidak pasti, tapi, perseroan kinerja Bank BJB akan positif. Karena perseroan telah memiliki strategi untuk mencapai semua target bisnis.
Baca Juga: Pertumbuhan Laba Diiringi Penguatan Pencadangan, BRI Terapkan Manajemen Risiko yang Prudent
"Bank BJB akan selalu gesit untuk beradaptasi, yang sudah bagus kami tingkatkan, yang masih kurang kami perbaiki agar dapat memaksimalkan ekspektasi para stakeholder dan shareholder," jelas Yuddy.
Adapun, sepanjang tahun 2022 Bank BJB mencatatkan aset sebesar Rp 182,2 triliun atau naik 14,5%. Sedangkan,
pertumbuhan kredit BJB pada tahun 2021 sebesar 13,1% atau tercatat Rp108,3 triliun
Pertumbuhan kredit disumbang dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR.
"Fee Based Income Bank BJB naik, bersumber dari digital channel Bank BJB yang tumbuh positif. Jumlah Merchant QRIS dan pengguna Mobile Apps terus meningkat," imbuh Yuddy.
Baca Juga: Laba Bersih Emiten Milik Orang Terkaya Keempat RI, Indorama Anjlok 49,7 Persen di 2022